Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh, Dosen Unggah Foto Berburu Monyet Hitam Sulawesi yang Dilindungi

Kompas.com - 23/12/2014, 10:30 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

Hingga Selasa (23/12/2014) pagi, foto yang diunggah Devy telah di-share oleh ratusan kali serta mendapat ribuan tanggapan yang menentang aksinya tersebut. Namun, banyak pula yang mendukung aksi Devy, bahkan menyatakan ingin ikut serta menyantap daging satwa liar tersebut.

Terancam punah

Sebelumnya, Field Station Manager Macaca Nigra Project, Stephan Lentey, menjelaskan bahwa monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) atau yang disebut Yaki saat ini statusnya berada dalam "critically endangered" atau sangat terancam punah sesuai daftar IUCN.

"Dari penelitian pada 2010 yang dilakukan Juan-Fran Gallardo, saat ini hanya tersisa 5.000 ekor yaki di habtitat aslinya, 2.000 ekor di antaranya ada di Cagar Alam Tangkoko," ungkap Stephan.

Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, populasi yaki terus menurun dari kepadatan 300 ekor per meter persegi pada tahun 1980 hingga pada tahun 2010 tersisa kepadatan yaki hanya 44,9 ekor per meter persegi.

"Jika tidak ada penanganan yang serius dan menyeluruh, yaki akan menuju kepunahan. Pertumbuhan yaki sangat lambat. Betinanya hanya melahirkan satu bayi setiap hamil," tambah Stephan.

Yaki, lanjutnya, merupakan "agen" penyebar biji-bijian di lantai hutan Sulawesi. Artinya, bila membunuh, menangkap, atau mengonsumsi yaki, secara tidak langsung kita telah berperan dalam menggundulkan hutan Sulawesi.

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara Sudiyono saat dimintai pendapat oleh Kompas.com mengenai masalah ini berjanji untuk mengusut tindakan tersebut.

"Ini sudah kasus yang berapa kali, beberapa waktu lalu juga ada yang melakukan hal seperti ini," ujar Sudiyono, Senin (21/12/2014) kemarin.

Beberapa warga yang geram dengan tindakan Devy mendesak pihak-pihak terkait untuk melaporkan yang bersangkutan ke pihak berwajib.

"Ini pelecehan dan penghinaan terhadap hukum di bidang lingkungan hidup. Pemerintah, LSM, pemerhati lingkungan hidup, praktisi lingkungan, para pecinta alam gencar mengkampanyekan tentang pelestarian kera Sulawesi yang hampir punah, eeh, dosen ini justru membantai hewan yang dilindungi ini secara terang-terangan dan terbuka," tulis Jemmy ikut berkomentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com