Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mudah-mudahan Pak Jokowi Tidak Lupa Daratan"

Kompas.com - 10/12/2014, 16:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

MALINAU, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo menempatkan sektor kemaritiman sebagai prioritas kerja pemerintahannya. Meski demikian, program pembangunan di wilayah daratan pun diharapkan tak lalu tersisihkan.

"Ya mudah-mudahan Pak Presiden tidak lupa (dengan program di wilayah) daratan. (Tidak) lupa membangun infrastruktur di darat," ujar Bupati Malinau Yansen Tipa Padan kepada Kompas.com di sela blusukan ke desa-desa di pedalaman di Malinau, dalam rangkaian kegiatan safari menjelang Natal 2014.

Yansen mengatakan, infrastruktur jalan—yang seharusnya jadi urat nadi distribusi barang ke pedalaman—merupakan persoalan di wilayahnya. Banyak jalan antarkabupaten dan provinsi, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, sampai sekarang tak kunjung nyata.

Desa bukan lagi 4T

Bukan berarti, kata Yansen, dia hanya berpangku tangan menunggu pemerintah pusat. Tiga tahun menjadi bupati, pembangunan jalan antardesa dan antarkecamatan menjadi titik berat programnya. Desa-desa di kabupatennya, yang berbatasan langsung dengan perbatasan Indonesia-Malaysia, jadi prioritas.

APBD 2014 Kabupaten Malinau senilai Rp 1,4 triliun telah terserap 70 persen per November 2014, dari target serapan 80 persen. Dari realisasi penggunaan anggaran itu, kata dia, sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan jalan di pedalaman.

Selain membuka jalan, Yansen juga mendorong pembangunan tower untuk jaringan komunikasi dan kegiatan sosial. "Desa di pedalaman di Malinau ini bukan lagi 4T, (singkatan dari) terisolasi, tertinggal, terpencil, dan tertutup," ujarnya.

Demi harga ideal

Manfaat pembukaan jalan antardesa, tekan Yansen, langsung terasa bagi masyarakat. Wujudnya, harga barang menjadi lebih murah meski belum ideal.

Belum idealnya harga barang di pedalaman, menurut Yansen, karena kualitas jalan yang masih seadanya. Meski sudah terhubung, transportasi antar-desa masih butuh waktu lama, yang ujungnya dibebankan pada ongkos kirim barang.

Yansen lalu bertutur, dua tahun atau tiga tahun lalu, ada isu yang berkembang bahwa masyarakat Malinau ingin melakukan eksodus ke Malaysia demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Kini, klaim Yansen, "teriakan" niat eksodus itu sudah redup. "Persoalan mereka sekarang bergeser. Sudah tidak lagi teriak mau pindah, tetapi minta uang untuk membuka kampung mereka sendiri," kata dia.

Itulah kenapa, ujar Yansen, dia berharap pemerintah pusat membangun akses antarprovinsi atau antarkabupaten,dengan harapan bisa sekaligus meningkatkan kualitas jalan yang ada. Bila harapan ini bisa jadi kenyataan, Yansen membayangkan bahwa harga akan dengan sendirinya turun lagi.

"Masyarakat di pedalaman itu punya potensi. Tugas saya dan pemerintah pusat itu buka jalan saja. Otomatis, mereka bergerak sendiri," papar Yansen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com