Pasca-gempa itu, BMKG memperingatkan status waspada tsunami di dua kabupaten di Maluku, yakni Kabupaten Buru dan Seram Bagian Barat (SBB). Meski begitu, aktivitas warga berjalan seperti biasa. Sejumlah warga di SBB yang dihubungi dari Ambon mengaku tidak khawatir dengan peringatan tersebut.
"Aktivitas warga di sini baik-baik saja, tidak ada sedikit pun kepanikan. Semua berjalan normal saja,” ujar Bustam, warga Kecamatan Kairatu.
Menurut Bustam, warga SBB tidak merasakan getaran gempa sedikit pun. Para nelayan juga tetap melaut seperti biasa.
"Kita tidak merasakan getaran gempa di sini, jadi semuanya lancar saja. Saya juga baru tahu informasi ini dari Anda,” ujarnya.
Senada, warga di Namlea, Kabupaten Buru juga mengaku tidak khawatir dengan peringatan tsunami tersebut. Meski begitu, mereka tetap waspada.
"Kejadiannya kan di Maluku Utara, warga di sini biasa saja tapi memang tetap waspada karena ada info gempa berpotensi tsunami di Pulau Buru,” ujarnya.
Kepala Stasiun BMKG Ambon, Abraham Mustamu kepada Kompas.com mengakui, gempa 7,3 SR yang berpusat di Halmahera, Maluku Utara tidak berdampak kerusakan di Maluku. Selain itu, dia menyatakan, status waspada tsunami juga telah berakhir.
“Tidak ada dampak kerusakan di Maluku akibat gempa 7,3 SR tadi dan saat ini status waspada sudah berakhir,” ujarnya.
Dia juga mengaku gempat tersebut tidak dirasakan getarannya di Maluku, sehingga banyak warga tetap beraktivitas seperti biasa.
"Gempa itu juga kan tidak dirasakan di sini, jadi biasa-biasa saja di sini,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Samapessy juga mengatakan tidak ada dampak kerusakan yang ditimbulkan dari gempa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.