Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Bupati Rita untuk Kukar, Sang Ayah, dan Prabowo-Hatta...

Kompas.com - 23/09/2014, 08:00 WIB
Kontributor Samarinda, Hyuna Azamta Asyifa

Penulis

Menurut Rita, di akhir masa jabatan sang ayah, Kukar terpuruk. Keuangan Kukar porak-poranda dan tidak tahu kemana alirannya. Belum lagi, masalah SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak tertata.

“Jadi waktu bapak saya lengser, Kukar tiga kali di Plt-kan. Waktu itu kondisinya amburadul, jadi waktu saya dilantik, ya semua itu saya warisi. Kepala rasanya pening juga, tapi saya sadar saya dipilih ya untuk ini. Mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, nasib Kukar dipercayakan pada saya. Saya harus bertanggung jawab,” ungkapnya.

Belum lagi persoalan tambang yang terus menghantui. Rita sadar usahanya untuk menyelamatkan Kukar dari eksploitasi tambang tidak mudah. Tuduhan demi tuduhan selalu datang padanya. Padahal, selama menjabat dia tidak pernah mengeluarkan izin tambang baru di Kukar.

“Saya tidak pernah mengeluarkan izin tambang, saya hanya memberi izin perpanjangan bagi tambang yang memenuhi syarat. Kalau tambang-tambang nakal, langsung saya cut,” ujarnya.

Terkait izin tersebut, Rita juga berhadapan dengan aktivis anti-tambang. “Tidak semua pengusaha tambang itu nakal kok, masih ada tambang-tambang yang profesional dan bekerja sesuai ketentuan. Makanya saya bilang, janganlah terlalu benci tambang. Tambang ini juga memberi pemasukan besar untuk Kukar. Memang saya kemudian berhadapan dengan persoalan kerusakan lingkungan, tapi di sisi lain tambang yang merusak wajib memperbaiki,” sebutnya.

Disinggung masalah daerah pesisir yang meronta ingin pisah, Rita menegaskan pihaknya tidak setuju. Pasalnya, Kukar bergantung dari hasil migas di daerah pesisir, maka DBH dari pusat sedikit banyak merupakan sumbangsih daerah pesisir.

“Saya tidak setuju daerah peisisir pisah, Kukar bergantung dari sana. Kecuali Kukar kemudian menjadi provinsi sendiri seperti Kukar Raya, mungkin saya bisa berpikir. Karena penghasilan dari pusat akan masuk langsung dan tidak dibagi di provinsi Kaltim lagi,” tegasnya,

Sampai sekarang, kata dia, Kukar terus membangun. Bahkan di tahun 2015 nanti, target memiliki bandara sendiri sudah harus tercapai. “Bandaraku harus jadi, pokoknya Kukar harus punya bandara. Jembatan pasti jadi tahun depan, jembatan pedalaman Kukar juga sudah dikejar,” sebutnya.

Lelang tas mewah

Rita awalnya pehobi koleksi tas mewah. Dia sampai membeli tas seharga Rp 200 juta. Namun sejak mengenal kerajinan Ulap Doyo, Rita langsung jatuh cinta pada kerajinan khas Kalimantan itu. Rita pun mulai meninggalkan hobi lamanya mengoleksi tas mewah.

Bahkan tas tersebut dia lelang. Hasilnya disumbangkan untuk membantu masyarakat, sebagian lagi dipakai untuk membantu kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Hatta Radjasa, saat Rita menjadi tim pemenangan pasangan tersebut di Kalimantan.

“Semuanya saya lelang, habis. Terakhir saya gunakan untuk kampanye Prabowo – Hatta di Kukar. Tas hadiah dari Pak Syaukani juga saya relakan, sekarang saya hanya mengoleksi ulap doyo. Lebih murah, tapi tetap berkelas dan merupakan warisan tanah Kutai,” jelasnya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Menurut Rita, daerah Kukar bukan hanya dikenal sebagai perajin Ulap Doyo, tetapi juga kabupaten yang warganya pecinta musik rock. Sudah tiga tahun terakhir, Kukar mendatangkan band-band rock legendaris dari luar negeri, yakni Sepultura tahun 2012, Halloween 2013 dan Testament 2014. Tidak terkecuali band tanah air seperti Power Metal, God Bless dan lainnya.

Semua masyarakat menonton gratis, termasuk masyarakat Samarinda dan Balikpapan juga ikut memadati Stadion Aji Imbut Kukar, setiap band-band itu datang.

“Rencana tahun depan ada lagi, tapi masih belum dipastikan siapa yang datang. Pokoknya Kukar Rockin Fest,” ujarnya. (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com