Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Rini Retno Sukesih menjelaskan, keempat rumah sakit yang dimaksud adalah RSU AW Syahranie Samarinda, RSU Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan, RSU Abdul Rifai Berau, dan RSU Tarakan. Keempat RS tersebut berada di daerah-daerah yang banyak didatangi warga asing.
“Keempat RS punya fasilitas yang memadai. Terutama untuk menangani penyebaran virus berbahaya yang menular. Keempatnya memiliki ruang isolasi dan perangkat kesehatan yang mendukung, termasuk penanganan virus Ebola,” kata Rini kepada wartawan, Senin (18/8/2014).
Selain virus Ebola, keempat RS tersebut juga disiagakan untuk penanganan kasus flu burung dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Bahkan, RSU AW Syahranie pernah menerima pasien yang dinyatakan suspek flu burung.
Pencegahan virus Ebola juga dilakukan di bandara dan pelabuhan yang menjadi pintu masuk pendatang. Pihaknya menyiapkan tenaga medis yang sudah dibekali kemampuan untuk mendeteksi pendatang yang membawa penyakit menular berbahaya.
“Tidak hanya RS, kami juga menyiapkan tenaga kesehatan di tiap bandara yang menjadi pintu masuk bagi warga asing. Seperti Bandara Sepinggan Balikpapan, Berau dan Tarakan. Sudah ada petugas yang memeriksa kesehatan terutama warga luar negeri yang ke Kaltim,” katanya.
Dijelaskan Rini, selain kemampuan mendeteksi penyakit berbahaya, para petugas juga sudah sigap menghadapi warga asing yang positif terjangkit virus Ebola.
“Semua pendatang dari luar negeri, terutama dari Afrika akan diperiksa petugas medis di bandara. Karena penyebaran Ebola dimulai dari sana (Afrika). Tapi kita tetap waspada terhadap semua pendatang asing,” sebutnya.
Selain itu, lanjut dia, beragam upaya sosialisasi juga dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat tenang bahaya Virus Ebola dan cara penyebarannya. Bahkan pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan lembaga kesehatan lintas negara untuk bersama-sama mencegah penyebaran virus Ebola.
“Beragam sosialisasi ke masyarakat telah kami lakukan, selain itu, kami sudah ada kerja sama dengan lembaga kesehatan dunia. Di mana saja rawannya, sudah kita antisipasi. Seperti di pelabuhan dan bandara-bandara, sehingga virus tidak menyebar ke Kaltim,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.