Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Sekolah, Pelajar di Desa Letta Jalan Kaki Lintasi Hutan dan Gunung

Kompas.com - 14/03/2014, 12:30 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

PINRANG, KOMPAS.com — Desa Letta, Kecamatan Lembang, berada 100 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Letaknya ada di Puncak Pegunungan Bakaru. Kondisi desa ini sangat terisolasi, terlebih untuk urusan pendidikan.

Sarah misalnya. Siswi SMP Negeri Letta, asal Dusun Kaluku, Desa Letta, ini mengaku setiap hari harus berjalan kaki lebih dari enam kilometer agar bisa sampai ke sekolah. 

Seperti anak-anak lain di Desa Letta, agar bisa tiba tepat waktu pada pukul 9.00, Sarah sudah harus berjalan kaki meninggalkan rumah selepas subuh.

Berbekal kaus, seragam, dan sandal jepit, Sarah dan teman-temannya setiap hari menaklukkan pegunungan terjal, hutan belantara, serta sungai.

KOMPAS.com/ Junaedi Melintasi medan berat demi mencapai tempat sekolah
Sarah mengaku, agar perjalanan tak terasa melelahkan dan membosankan, mereka yang tinggal terpisah di beberapa dusun di Desa Letta kerap saling tunggu untuk mencari teman seperjalanan.

“Saya berangkat subuh hari ke sekolah agar tidak terlambat. Karena tarif ojek mahal, terpaksa jalan kaki berkelompok dengan teman lainnya," kata Sarah.

Satu-satunya alat transportasi yang ada di kawasan itu adalah ojek, dengan tarif yang terbilang mahal, yakni Rp 50.000 untuk satu kali perjalanan.

Alhasil, moda transportasi itu tak menjadi pilihan bagi para siswa yang ingin tetap menuntut ilmu tersebut. Rutinitas yang melelahkan dan menyita hampir seluruh waktu pun mereka lakoni demi bisa tiba di sekolah. 

KOMPAS.com/ Junaedi Semangat para siswa ini tak luntur meski menempuh perjalanan panjang ke sekolah.
Namun, semangat anak-anak desa itu tak pupus. Hasniar, salah satu guru honorer yang sudah lima tahun mengabdikan hidup di lokasi terpencil itu mengaku bangga dengan semangat bersekolah para siswanya.

“Saya bangga. Meski jaraknya jauh mereka pantang menyerah dan tetap semangat datang ke sekolah,” ujar Hasniar.

Tantangan lebih besar akan terlihat saat anak-anak ini nanti harus melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Mereka harus meninggalkan kampung halaman dan orangtua karena SMA terdekat hanya ada di ibu kota kabupaten atau kecamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com