Karena itu, publik diminta memaklumi jika dalam waktu dekat akan ada hewan KBS yang mati. Penegasan itu disampaikan Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS Ratna Achjuningrum menyikapi polemik yang timbul akibat banyaknya satwa KBS yang mati mendadak.
"Jadi, jangan kaget jika ada satwa KBS yang mati dalam waktu dekat karena prinsipnya semua makhluk hidup akan mati," ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/1/2014).
Dari 84 satwa yang tidak sehat itu, 40 satwa di antaranya dalam kondisi parah dan terpaksa harus dilokalisasi dari kandang satwa lainnya, contohnya gajah betina yang berusia 24 tahun yang matanya sudah juling dan sebagian organnya sudah tidak berfungsi maksimal karena sudah tua. Selain itu, ada harimau putih yang berusia 16 tahun, yang lidahnya sudah tidak berfungsi normal untuk mengunyah.
"Selain sudah kurus, kaki belakangnya juga tidak normal sehingga jalannya sempoyongan," lanjut Ratna.
Selain itu, tercatat juga ada 33 ekor jenis burung yang sudah berusia tua, kondisinya sakit, serta cacat seperti merak biru dan puluhan ekor jalak bali. "Meski begitu, pihak KBS tetap melakukan perawatan dan pengawasan yang cukup serius agar satwa tersebut masih dapat hidup dengan layak dan nyaman," tambahnya.
Matinya hewan KBS akhir-akhir ini kerap mengundang polemik di tengah masyarakat. Ada pihak yang menganggap matinya hewan tersebut karena unsur kesengajaan. Bahkan, terakhir, polisi harus turun tangan untuk menyelidiki matinya singa jantan KBS dalam kondisi tidak wajar pada awal Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.