"Tadi malam kita ke sana dan ambil sampel makanan yg disajikan oleh yang punya hajat. Ada sekitar 10 jenis makanan yang kita ambil sampelnya. Sampel ini akan kita kirim ke labkesda di bandung," kata Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Garut, Tatang Wahyudin, Jumat (10/1/2014) siang.
Pihaknya belum bisa menentukan jenis makanan apa dan kandungannya apa yang menyebabkan keracunan, meski sebagian korban menduga dari semua hidangan pesta tersebut, keganjilan ditemukan pada makanan olahan ayam.
"Mungkin saja apakah makanan itu terkontaminasi oleh bakteri, virus, jamur atau bahan kimiawi. Saya kira kita belum bisa menentukan itu," kata Tatang.
Dibutuhkan waktu sekitar seminggu untuk mengetahui hasil laboratoroum terhadap uji sampel makanan tersebut. Pihaknya terpaksa mengirim sampel ke Labkesda di Bandung lantaran Kabupaten Garut belum memiliki peralatan yang memadai.
"Kalau melihat sampel yang kita kirim kan cukup banyak juga. Biasanya kalau 3 macam sampel saja seminggu. Mungkin Bandung juga kan tidak hanya menangani dari kita saja. Lab kita masih terbatas," ungkapnya.
Melihat jumlah korban yang mencapai 83 orang yang tersebar di kecamatan Limbangan, Cibiuk dan Malangbong, kata Tatang, seharusnya kasus ini sudah masuk Kejadian Luar biasa (KLB).
"Yang berhak menentukan KLB itu adalah kepala daerah. Tapi kalau melihat eskalasi peningkatan jumlah kasus itu ya ada seperti mengarah ke sana. Itu kita masuknya KLB keracunan makanan bukan KLB penyakit," jelas Tatang.
Sementara itu jumlah korban yang masih dirawat di sejumlah puskesmas dan klinik terus berkurang. Di Puskesmas Limbangan misalnya, korban yang dirawat inap tinggal tujuh orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.