Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Daripada Keperawanan Saya Diserahkan ke Pacar..."

Kompas.com - 11/12/2013, 16:15 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

"Dari transaksi tersebut saya diberi uang sebesar Rp 500.000 oleh C. Namun, sejak itulah C sering termenung sendirian di sekolah, bahkan dia kerap kesurupan pada saat jam belajar dan membingungkan para guru di sekolah," tambah DL.

DL mengakui keseringan menonton film biru atau porno merupakan salah satu penyebab C ingin menjual keperawanan. Artinya, kata dia, fenomena asusila itu tidak saja dilandasi motif ekonomi, tetapi juga rasa ingin tahu rasanya berhubungan intim.

"Sekarang ini mana ada anak sekolah tidak pernah nonton film begituan. Jangankan SMA, SMP saja sudah banyak simpan video begituan di HP," sela DL.

Komunitas siswi C sering keluar malam. Mereka keluar rumah tanpa sepengetahuan orangtua. Modusnya macam-macam, ada yang pada pukul 08.30 WIB, mereka masuk kamar untuk berpura-pura tidur, padahal mereka keluar rumah lewat pintu kamar yang terhubung keluar. "Ini semakin diperparah orangtua yang tidak pernah mengecek keberadaan mereka di kamar," kata DL.

Ada juga modus mereka pamit kepada orangtua untuk menginap di rumah salah seorang teman, padahal mereka sedang melayani om-om atau "konsumen".

Kini, kata DL, siswi C telah merantau ke Bandung, tetapi dia tidak tahu apakah melanjutkan kuliah atau bekerja. "Dia teman akrab saya, namun kabar terakhir dia ada di Bandung dan tidak tahu kuliah apa kerja," jelasnya.

Penelusuran dilanjutkan kepada seseorang yang pernah membeli keperawanan siswi seharga BlackBerry baru. Dia adalah salah seorang sopir angkutan umum travel antarkabupaten di Bengkulu berinisial A. Namun sayangnya, A enggan berkomentar banyak.

"Ah, sudahlah, Mas, itu masa lalu. Kalau mau diikuti, nafsu ini enggak ada habisnya. Saya sudah berhenti dari kerjaan gitu," elak A.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com