Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Besok, Dokter Spesialis Kandungan Akan Mogok Nasional

Kompas.com - 26/11/2013, 15:36 WIB

MANADO, KOMPAS.com
— Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia berencana kembali mogok bekerja pada Rabu (27/11/2013).

Ini bentuk keprihatinan atas penahanan dua dokter spesialis kandungan di Rumah Tahanan Malendeng, Manado, Sulawesi Utara, dalam kasus malapraktik.

Ketua Umum Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Nurdadi Saleh, ketika dihubungi dari Manado, Senin (25/11/2013), mengatakan, aksi mogok bekerja akan dilakukan secara nasional di semua rumah sakit dan tempat praktik. ”Semua dokter kebidanan dan kandungan sepakat berhenti bekerja selama sehari,” katanya.

Nurdadi mengatakan, pada Rabu itu para dokter hanya akan melayani pasien secara darurat (emergency) seperti melahirkan ataupun perlu operasi. ”Kami berhenti secara elektif, bukan mogok,” katanya.

Tiga pekan lalu, Kejaksaan Tinggi Sulut menangkap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani (38) di Balikpapan. Ini dilakukan setelah Dewa Ayu, bersama dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian, divonis Mahkamah Agung dengan hukuman 10 bulan penjara.

Ketiga dokter spesialis kandungan itu dinilai bersalah ketika mengoperasi Julien Fransiska Makatey saat melahirkan dalam kondisi air ketuban pecah dini pada 2010, yang berakibat korban meninggal.

Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejaksaan Tinggi Sulut Steven Kamea mengatakan, aparat kejaksaan, Sabtu, menahan dr Hendry Simanjuntak di Rumah Tahanan Malendeng.

Hendry yang menjadi buron ditangkap di rumahnya di Desa Sitanggang, Kecamatan Siborong-borong, Sumatera Utara, Sabtu. Jaksa masih berusaha menangkap dr Hendy Siagian yang diduga berada di Papua.

Freddy Wagey, dokter spesialis kandungan berpengalaman 30 tahun, mengatakan, segi medis penanganan pasien tidak salah karena pada saat itu korban mengalami emboli udara. Emboli udara pada seseorang menyebabkan darah tersumbat dan sulit diprediksi terjadi.

”Beruntung dokter yang dihukum itu berhasil menyelamatkan anak yang dikandung pasien, yang sekarang dalam kondisi sehat,” katanya.

”Kami mendukung PB POGI untuk beraksi tak bekerja selama sehari. Kami para dokter bukan kebal hukum, melainkan yang kami tuntut adalah kebenaran dan keadilan hukum. Dokter tak pernah mencelakakan pasiennya,” kata Freddy. (zal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com