Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Lokalisasi Bomowaluyo Ganti Nama Jadi Kampung Sumber Urip

Kompas.com - 16/11/2013, 19:04 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kawasan bekas lokalisasi yang dikenal dengan nama Bomowaluyo di Desa Rejo Agung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi berganti nama menjadi Kampung Sumber Urip. 

Perubahan nama itu ditandai dengan diadakannya pengajian di wilayah bekas lokalisasi tersebut Jumat (15/11/2013) malam yang diikuti oleh warga sekitar, mantan mucikari, dan beberapa eks pelacur. 

Camat Srono Nafiul Huda mengungkapkan, dipilihnya nama Sumber Urip merupakan kesepakatan warga dengan harapan bekas lokalisasi tersebut bisa menjadi tempat yang baru untuk merubah kehidupan para penghuni lokalisasi. 

"Perubahan nama Bomowaluyo ke Kampung Sumber Urip bisa diharapkan bisa merubah sudut pandang negatif masyarakat terhadap wilayah ini. Karena lokalisasi ini sebenarnya sudah ditutup sebelum puasa lalu," jelas Nafiul Huda.

Ia juga menjelaskan ada sekitar 20 rumah yang berada di bekas lokalisasi Bomowaluyo. Mereka tidak bisa dipindahkan karena sudah berkeluarga serta rumah yang ditempati sudah bersertifikat serta memiliki KTP Desa Rejo Agung, Kecamatan Srono.

"Kami melakukan pendekatan secara personal ke masing-masing mantan mucikari yang ada di wilayah sini untuk tidak lagi mengoperasikan tempat tinggalnya untuk praktek prostitusi. Mereka sepakat. Dan untuk pemberdayaannya kami akan melakukan pelatihan-pelatihan bagi para mucikari dan juga mantan wanita pekerja seks komersial yang menjadi warga di sini," jelasnya.

Sementara itu Yuli, salah satu mantan mucikari kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2013) mengaku senang dengan perubahan nama kampungnya.

"Saya hanya buka warung kecil-kecilan. Kalau di bilang mencukupi ya sama sekali tidak. Tapi ya gimana lagi. Siapa enggak siap ya harus siap. Sedangkan anak buah saya banyak yang sudah pulang," terangnya.

Yuli berharap pemerintah memberikan solusi kepada para mantan mucikari agar bisa mencari pekerjaan baru. "Enggak ada yang pingin jadi mucikari seperti saya. Tapi ya gimana lagi. Tidak ada pilihan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com