Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2013, 17:15 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar menilai, penembakan anggota polisi yang terjadi di depan gedung KPK, Selasa (10/9/2013) malam tadi merupakan sebuah bentuk akumulasi kekecewaan terhadap penegakan hukum di Indonesia.

"Saya melihat ini adalah suatu rentetan dari ketidakpuasan kepada negara kita, khususnya dari penegakan hukum, yang membuat posisi penegak hukum ada dalam titik nadir," kata Yesmil saat ditemui seusai acara peringatan Dies Natalis ke-56 Unpad di Aula Graha Sanusi Hardjadinata di Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Rabu (11/9/2013).

Yesmil menduga, ada perubahan kepentingan ketika teror justru ditujukan kepada aparat penegak hukum. Saat ini, kata dia, jaringan terorisme di Indonesia sudah tidak lagi merujuk pada sebuah ideologi seperti Islam.

"Teroris ini bukan lagi sebagai ideologi, misalnya Islam, tetapi sudah merupakan sikap orang melakukan teror terhadap sesuatu. Teror ini ingin mengacaukan agar negara ini tidak mampu untuk bekerja dengan baik," ucapnya.

Bicara terorisme di Indonesia sekarang ini, kata Yesmil menambahkan, sudah bukan lagi bagian dari terorisme internasional. Secara sporadis terorisme internasional sudah melebur menjadi terorisme di negara masing-masing dengan motif yang berbeda-beda.

"Terorismenya saat ini sudah tidak lagi bersifat global, tapi sekarang sudah terorisme bersifat regional bahkan lokal," terangnya.

Menurut Yesmil, setelah meleburnya jaringan teroris internasional menjadi jaringan regional, ada warisan unsur-unsur dendam yang ditanamkan dari para dedengkot terorisme. Yesmil mencontohkan, unit pemberantasan teroris yaitu Densus 88 yang kerap kurang teliti melakukan penyergapan. Bahkan, lanjutnya, Densus acap kali justru mengganggu keadaan masyarakat.

"Kalau saya lihat, polisi ini langsung berhadapan dengan masyarakat. Waktu berinteraksi, banyak sekali hal-hal yang dilakukan polisi yang justru menggugah rasa ketidakadilan di masyarakat," jelasnya.

"Konteks sakit hati ini yang dilakukan oleh berbagai pelaku teror, bisa dituangkan melalui sikap seperti penembakan kepada individu. Jadi perubahan ini harus diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini penegak hukum yaitu kepolisian," sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com