"Ada sekitar 90 sampai 100 kepala keluarga dari tiga dusun, di Klumprit I, II dan Losari II yang mulai kesulitan air," terang Samijan, Kepala Desa Wukirharjo, Senin (9/9/2013). Ia memaparkan kekeringan tidak hanya dialami warga dari Desa Wukirsari, namun juga terjadi di Sambirejo dan Gayamharjo.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, warga terpaksa membeli air dari pihak swasta yang harganya berkisar, antara Rp 110.000 hingga Rp 120.000. Harga tersebut tergantung dari jarak tempuhnya.
"Itu warga yang mampu beli. Yang tidak ya harus berjalan mencari sumber-sumber air yang masih mengalir," katanya.
Samijan mengaku telah mengajukan permohonan kepada pihak kecamatan untuk bantuan air bersih di wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.
Ditemui di tempat berbeda, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya mengatakan, awal musim hujan diprediksi akan terjadi pada pertengahan bulan Oktober mendatang. Namun demikian musim hujan tidak terjadi secara bersamaan di setiap daerah.
"Pertengahan Oktober itu terjadi awal musim hujan di wilayah Utara, sedang wilayah DIY selatan sampai Gunungkidul pada akhir November," ucapnya.
Tony menjelaskan, meski untuk musim kemarau tahun ini terjadi peningkatan curah hujan sekitar 15 persen, namun untuk lama musim kemarau termasuk normal. "Secara geografis daerah yang kesulitan air bersih terjadi di Gunungkuidul dan Prambanan, tapi tidak akan lama," pungkas Tony.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.