MEDAN, KOMPAS.com — Bangunan Bandar Udara Kuala Namu di Sumatera Utara sungguh megah dan mewah, khas bandara berskala internasional. Namun, ternyata pengoperasian bandara tersebut terlihat terlalu dipaksakan.
Masih banyak pengerjaan di bandara itu yang belum rampung. Para pekerja masih terus bekerja menyelesaikan proses finishing di antara ramainya penumpang. Debu-debu beterbangan dihempas langkah kaki calon penumpang.
Seorang pengunjung, Ny Sinambela yang tinggal di Lubuk Pakam, Jumat (26/7/2013), menilai pengoperasian bandara pengganti Polonia di Medan itu terlalu dipaksakan. "Dipaksa kali dibuka bandara ini, masih berdebu dan pengerjaan di mana-mana. Tumpukan sampah pun masih banyak," katanya.
Masalah lain berdasarkan pengamatan Kompas.com juga ada di jalan arteri. Lokasi itu sampai sekarang belum selesai sengketa ganti kerugiannya. Lalu, jembatan layang sepanjang 6,5 kilometer juga belum dilengkapi lampu jalan.
Beberapa pengunjung yang dimintai komentar tentang kondisi ini mengatakan, jalan yang gelap memancing timbulnya kejahatan. Apalagi di kiri dan kanan jalan adalah perkebunan sawit, mulai dari flyover dekat gerbang sampai ke arah pertigaan Desa Sena di depan Masjid Al Jihad. Di lokasi itu pula rambu-rambu lalu lintas minim terpasang.
Di sisi lain, pengaspalan masih banyak yang belum selesai. Jalan Arteri Tanjung Morawa menuju Batang Kuis akan gelap di malam hari, juga karena minimnya penerangan jalan dan jarak rumah penduduk yang telah pindah menyusul pembebasan lahan.
Belum lagi tumpukan tanah dan sampah serta alat-alat berat yang masih mengganggu pemandangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.