Kanit Reskrim Polsekta Antapani AKP Adang M Nusa menjelaskan, korban IF yang masih duduk di bangku kelas 5 SD digorok oleh R sekitar pukul 15.00 WIB, lantaran menolak ajakan R untuk bermain sepak bola. Kendati demikian, polisi masih terus mengumpulkan informasi lebih akurat mengenai kejadian penggorokan tersebut.
"Dari keterangan saksi-saksi, korban diduga karena tidak mau ikut main sepak bola. Lalu R ini membawa korban ke tempat lain yang berada tidak jauh dari lapangan. Tiba-tiba sudah berdarah. Korban mengalami luka gorok," kata Adang saat saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (27/6/2013) malam.
Karena mengalami luka cukup serius di bagian leher, IF harus mendapatkan perawatan khusus di Rumah Sakit Hermina Arcamanik. Lebih lanjut Adang menambahkan, dua anak lelaki itu adalah teman sepermainan sehari-hari. Bahkan, meski beda usia, R dan IF pernah menjadi teman sekelas. Karena masih di bawah umur, kepolisian harus berhati-hati dalam menangani kasus ini.
"Sudah ada tiga saksi yang dimintai keterangan. Mereka adalah teman-teman korban dan terduga pelaku," jelasnya.
Sementara ini pihak kepolisian pun mengalami kesulitan untuk mengumpulkan informasi lebih dalam lagi dari terduga pelaku R. Hal tersebut disebabkan hingga pukul 19.00 WIB R belum pulang ke rumah. Selain itu, senjata tajam yang digunakan oleh R pun belum ditemukan untuk dijadikan alat bukti.
"Kami sudah mendatangi TKP, membuat visum dan meminta keterangan saksi-saksi. Sementara ini kami masih mencari keberadaan R," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.