Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2013, 16:20 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com — Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara segera menjalankan proses hukum atas anggota polisi yang diduga menganiaya seorang imigran gelap asal Iran.

Hal itu diakui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi, Senin (24/6/2013), di Kendari.

Namun, hingga kini polisi belum menerima laporan secara resmi tentang adanya penganiayaan terhadap imigran tersebut. "Bila oknum polisi terbukti melakukan penganiayaan terhadap seorang imigran asal Iran, kita akan proses secara hukum, tetapi kita harus melihat dulu apakah perkelahian atau penganiayaan. Nah jika perkelahian, maka imigran asal Iran juga akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, kemarin sore seorang imigran asal Iran dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi daerah Sulawesi Tenggara. Akibat insiden tersebut, korban mengalami luka lebam di bagian kaki kiri.

Saat dirawat di RS, korban meminta untuk dipasangi gips pada kakinya. Namun, permintaan itu ditolak, karena dia hanya mengalami luka bagian luar.

Selanjutnya imigran itu diberikan obat, kemudian dipulangkan ke tempat penampungan. Dugaan penganiayaan itu berawal saat lima orang imigran asal Iran berkeliaran dari penampungan. Lantas, aparat yang bertugas menegur agar para imigran tidak bepergian jauh.

Spontan korban mengayunkan tangan ke petugas polisi yang melakukan penjagaan di penampungan sementara. Polisi yang merasa terancam langsung memukul imigran itu. Mendengar insiden penganiayaan, serentak para imigran yang ada di penampungan keluar untuk membantu rekannya, tetapi dihalau polisi.

Petugas lalu meminta kepada para imigran untuk kembali masuk ke penampungan. Dokter Asmarani di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari membenarkan adanya warga asing yang mengalami lebam bagian kiri, tetapi ia tidak menjelaskan penyebab luka korban.

"Warga Iran itu meminta agar dipasang semacam gips pada kakinya, namun setelah mendapatkan penjelasan bahwa yang dipasangkan gips jika korban mengalami pergeseran atau patah tulang, sedang korban hanya mengalami luka bagian luar," tambah Asmarani.

Sebelumnya, sebanyak 139 imigran asal Iran dan Myanmar ditangkap di Perairan Wakatobi awal Juni lalu. Ratusan imigran itu berencana ke Australia untuk mencari suaka, tetapi kapal yang mereka tumpangi menabrak karang dan mengalami mati mesin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Regional
Lewat 'Gubug Sinau', Dompet Dhuafa Hadirkan Wadah Mengaji bagi Lansia

Lewat "Gubug Sinau", Dompet Dhuafa Hadirkan Wadah Mengaji bagi Lansia

Regional
Kemendikbud Ristek Tindak Lanjuti Pendirian Politeknik Murakata, Wabup HST: Kami Siap Dukung Anggaran dan Kebijakan

Kemendikbud Ristek Tindak Lanjuti Pendirian Politeknik Murakata, Wabup HST: Kami Siap Dukung Anggaran dan Kebijakan

Regional
Sing Along Bareng Radja Band Guncang Festival Cisadane Kota Tangerang 2023

Sing Along Bareng Radja Band Guncang Festival Cisadane Kota Tangerang 2023

Regional
Festival Cisadane 2023 Bangkitkan Perekonomian Kota Tangerang, Okupansi Hotel Berhasil Tembus 80 Persen

Festival Cisadane 2023 Bangkitkan Perekonomian Kota Tangerang, Okupansi Hotel Berhasil Tembus 80 Persen

Regional
Jembrana Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Sehat, Bupati Tamba: Ini Kerja Keras Bersama

Jembrana Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Sehat, Bupati Tamba: Ini Kerja Keras Bersama

Regional
Raih 2 Gelar Juara, Kota Tangerang Dominasi Ajang Tangerang Open National Yoga Asana 2023

Raih 2 Gelar Juara, Kota Tangerang Dominasi Ajang Tangerang Open National Yoga Asana 2023

Regional
Peringati HGN, Pemkot Tangerang Santuni 1.000 Anak Yatim

Peringati HGN, Pemkot Tangerang Santuni 1.000 Anak Yatim

Regional
Tanam Pohon Bersama PLN, Walkot Arief Minta Masyarakat Jaga Lingkungan dan Hemat Listrik

Tanam Pohon Bersama PLN, Walkot Arief Minta Masyarakat Jaga Lingkungan dan Hemat Listrik

Regional
Gubernur Sabran Yakin Tambak Udang di Kalteng Tingkatkan PAD dan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Gubernur Sabran Yakin Tambak Udang di Kalteng Tingkatkan PAD dan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Regional
Festival Teluk Tamiyang 2023 Hadirkan Upacara Adat hingga Hiburan Rakyat

Festival Teluk Tamiyang 2023 Hadirkan Upacara Adat hingga Hiburan Rakyat

Regional
Gubernur Khofifah Launching ATM Samsat QRIS pada HUT Ke-61 Bapenda Jatim

Gubernur Khofifah Launching ATM Samsat QRIS pada HUT Ke-61 Bapenda Jatim

Regional
Wabup Rendi Ajak Masyarakat Kukar Meriahkan Koba Fest 2023, Ada Armada dan Kiki 'Pantura 4'

Wabup Rendi Ajak Masyarakat Kukar Meriahkan Koba Fest 2023, Ada Armada dan Kiki "Pantura 4"

Regional
Dorong Jajak Keroncong Jadi Produk Unggulan, Wabup Kukar Salurkan 42 Rombong kepada Pedagang

Dorong Jajak Keroncong Jadi Produk Unggulan, Wabup Kukar Salurkan 42 Rombong kepada Pedagang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com