Dia berpandangan, korban jiwa yang disebabkan oleh narkoba mencapai 50 orang per hari. Angka itu lebih besar jika dibandingkan korban jiwa yang disebabkan oleh terorisme.
Sedangkan, dari sisi finansial, kerugiannya mencapai Rp 50 triliun. Angka itu diperoleh dari penghitungan dana pembelian narkoba, biaya rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, menurunnya kualitas sumberdaya manusia, kerusakan otak permanen dan ekses negatif lainnya.
Benny mengungkapkan hal itu dalam acara Seminar Nasional bagi Kalangan Pendidik di Pendopo Kabupaten Kendal Jawa Tengah, Sabtu (22/6/2013).
Benny menjelaskan, penguna narkoba tiap tahun terus merangkak naik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan pusat penelitian kesehatan (puslitkes) Universitas Indonesia (UI), prevelensi penyalahguna narkoba diproyeksikan meningkat tiap tahun.
“Pada tahun 2008 pengguna narkoba di Indonesia ada 1,99 persen, 2011 naik menjadi 2,32 persen atau 3,8 juta, pada tahun 2013 menjadi 2,56 persen atau 4,6 juta orang. Sedang pada tahun 2015, pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 2,80 persen,” kata Benny.
Benny mengaku, saat ini sekitar 4,2 juta hingga 5 juta pengguna narkoba masih hidup, namun dalam kondisi yang tak berguna lagi. "Hidup tetapi tidak bisa bersaing, hidup tetapi membuat masalah dan akan menjadi beban keluarga, masyarakat, serta Negara sepanjang hidupnya," kata Benny.