Salin Artikel

Tradisi Baguba, Bedug Ngabuburit Ala Masyarakat Sumbawa

Tradisi ini terus dilestarikan di sejumlah masjid sembari menunggu waktu berbuka puasa pada bulan suci Ramadhan.

Sejumlah pengurus masjid menabuh bedug secara berirama, dengan semangat mempererat tali silaturahmi dan menjaga ikatan persaudaraan.

Konon tradisi baguba sudah ada sejak ratusan tahun lalu, saat masa awal penyebaran agama Islam di Sumbawa. Tradisi ini lalu menjadi semacam hiburan wajib sembari menunggu matahari terbenam.

Tradisi baguba di Sumbawa tak berbeda jauh dari bedug dandangan di Kudus, Jawa Tengah.

Bedanya, bedug dandangan digelar di atas menara masjid peninggalan Sunan Kudus, sedangkan di Sumbawa digelar di pelataran masjid.

“Tradisi baguba biasa dilakukan usai shalat azar sembari ngabuburit menanti waktu berbuka puasa,” kata Dimas Agung Setiaji Murdiono saat ditemui Sabtu (30/3/2024) sore.

“Baguba hanya dilakukan saat bulan Ramadhan, pada bulan biasa tradisi ini tak digelar,” imbuh dia.

Tradisi ini menginspirasi pagelaran Festival Baguba dan Shalawat antar Kelurahan di Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa.

Festival resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumbawa, Budi Prasetiyo, Sabtu kemarin, di Simpang Tiga Tanggul Transito.

Sebagai Ketua Panitia, Dimas mengatakan, festival ini bertujuan untuk menginspirasi kebaikan dan berbagi dalam semarak bulan suci Ramadhan.

Melalui tema Menginspirasi Kebaikan, dan Berbagi dalam Semarak Ramadan, festival ini diharapkan mampu menyatukan masyarakat dalam semangat kebersamaan dan kebaikan.

Dijelaskan, ada dua cabang yang diperlombakan di dalam festival yakni, Lomba Baguba dan Lomba Shalawat. Para peserta memperebutkan hadiah jutaan rupiah.

Ada pun syarat dan ketentuannya, untuk lomba bedug dadakan, peserta hanya boleh diikuti laki-laki maksimal dua orang dengan durasi maksimal delapan menit.

Sementara untuk lomba shalawat, peserta grup minimal tujuh orang dan maksimal 11 orang dengan penampilan peserta maksimal 10 menit (satu lagu).

Melalui kesempatan ini, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan.

Acara pembukaan ini menjadi momen penting dalam memeriahkan bulan suci Ramadhan 1445 H.

Dalam sambutannya, Sekda Sumbawa, Budi Prasetiyo memberikan apresiasi kepada Pemuda Pemudi Transito atas terselenggaranya kegiatan ini.

Ia menilai, pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk penyebarluasan Islam dengan cara mentradisikan Festival Baguba dan Shalawat.

Budi pun mengaku ingin untuk melaksanakan festival serupa di seluruh Kabupaten Sumbawa, dengan melibatkan Pemuda Pemudi Transito dalam pelaksanaanya.

Budi berharap, Festival Baguba dan Shalawat antar Kelurahan ini, dapat menjadi wahana yang mempererat tali silaturahmi antar warga serta menguatkan kebersamaan dalam merayakan keindahan Ramadhan.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/31/152857578/tradisi-baguba-bedug-ngabuburit-ala-masyarakat-sumbawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke