Salin Artikel

Kereta Api Batu Bara Berpotensi Jadi Penyebab Macet Arus Mudik di Sumsel

Para pengendara pun diminta tertib berlalu lintas dengan tidak saling mendahului ketika pintu rel ditutup saat kereta melintas.

"Kami imbau masyarakat pengguna jalan agar tidak mengambil jalur kanan. Karena ini akan berakibat fatal, yakni timbulnya kemacetan yang parah," kata Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo di Palembang, Kamis (28/3/2024).

Rachmad menjelaskan, dalam satu hari terdapat 18 perjalanan kereta api logistik maupun penumpang.

Dalam satu rangkaian kereta, setidaknya membutuhkan waktu empat sampai lima menit untuk melintas.

"Kemudian untuk proses terurainya kembali perjalanan kendaraan, membutuhkan waktu antara 20 sampai 30 menit," ujar Rachmad.

Lokasi rawan kemacetan di jalur kereta diperkirakan berlangsung di simpang Belimbing Kabupaten Muara Enim, sehingga pada arus mudik nanti Polda Sumsel akan memfokuskan petugas pengamanan di lokasi tersebut.

"Kereta api ini tidak bisa kita cegah karena mengangkut batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap," jelas Rachmad.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sumsel Kombes Pol Pratama menambahkan, mereka akan mendirikan 92 pos operasi ketupat selama arus mudik lebaran.

Pos tersebut terdiri dari 55 pos pengamanan, 23 pos pelayanan dan 13 pos terpadu. Dalam operasi tersebut, diperkirakan anggota gabungan dari TNI, Dishub, Pol PP, Polri dan Dinkes yang terlibat mencapai 5.043 orang.

"Sasaran utama operasi ini adalah terciptanya keamanan, keselamatan, tertib dan lancar.Kemudian, menurunkan jumlah fatalitas korban laka, melancarkan distribusi logistik dan BBM serta mengantisipasi semua bentuk gangguan kamtibmas sebelum, pada saat dan sesudah perayaan lebaran tahun ini," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/28/123346378/kereta-api-batu-bara-berpotensi-jadi-penyebab-macet-arus-mudik-di-sumsel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke