Salin Artikel

Sempat Muntahkan Semburan Lumpur Saat Gempa Tuban, "Baby Volcano" Grobogan Kini Tak Bergejolak

Sebelumnya, Bledug Cangkring sempat mengeluarkan semburan lumpur deras usai gempa magnitudo 6,5 mengguncang Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Sabtu (23/3/2024) sore, fenomena alam serupa Bledug Kuwu itu sudah kembali seperti sedia kala.

Hanya terlihat belasan wisatawan yang berkunjung.

Saat mendekat ke titik Baby Volcano seluas dua hektar itu, terdengar bunyi gemuruh air mendidih diikuti letupan-letupan kecil lumpur berselimut asap putih.

Sesekali tercium juga aroma belerang yang menyengat.

Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan menyampaikan, luas total destinasi Baby Volcano berupa hamparan tanah sekitar sembilan hektar.

Menurut Eko, saat gempa susulan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Jumat sore pukul 15.52 WIB, Baby Volcano bergolak dengan menyemburkan lumpur hingga berjam-jam.

Tumpahan lumpur setinggi 50 sentimeter mengalir deras membanjiri area seluas dua hektar.

"Alhamdulillah semalam pukul 21.00 sudah berhenti. Limpasan lumpur tidak sampai persawahan dan permukiman. Hanya sampai pekarangan empat rumah warga. Jadi hanya menutup betonisasi sebagian kawasan obyek wisata. Segera kami bersihkan saat kering," kata Eko.

Eko menjelaskan, meski berbau belerang, lumpur Baby Volcano disebutnya tidak berbahaya.

Untuk diketahui Baby Volcano mengeluarkan semburan lumpur deras bersamaan dengan gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) sore pukul 15.54.

Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan, menyampaikan, fenomena muntahan lumpur muncul saat terjadi gempa bumi besar di daerah lain. 

Seperti halnya ketika gempa Yogyakarta Mei 2006, Bledug Cangkring juga bergejolak. Hanya saja, semburan lumpur saat itu sangat deras dan berlangsung lama.

"Tadi pukul 16.00 WIB, lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko saat dihubungi melalui ponsel, Jumat malam.

Terakhir pada 22 Februari 2022, Bledug Cangkring juga memuntahkan lumpur setinggi satu meter selama 1,5 jam hingga membanjiri area persawahan seluas satu hektar. 

"Namun, momentum saat itu tidak ada gempa yang mengguncang Indonesia. Entah fenomena alam apa, kami tidak paham," sambung Eko.

Sebagai catatan, Bledug Cangkring adalah destinasi wisata alam serupa obyek wisata Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan.

Lokasi keduanya berjarak sekitar dua kilometer. Fenomena letupan-letupan lumpur berselimut asap putih dari dalam tanah di hamparan luas itu juga mirip dengan obyek wisata "Oro Oro Kesongo" Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. 

Mitologi masyarakat setempat menyebutkan jika fenomena ketiganya saling berkaitan dengan legenda Jaka Linglung.

Sementara merujuk penelitian, ketiga lokasi tersebut merupakan situs gejala geologi berupa gunung lumpur (mud volcano). 

Ahli Geologi, Handoko Teguh Wibowo, menyampaikan, keberadaan gunung lumpur di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring dan Oro Oro Kesongo mengindikasikan jika di lokasi tersebut bersemayam minyak dan gas. Lokasi gunung lumpur jamak ditemui di Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang dan beberapa kabupaten di Jatim (zona kendeng).

Sementara di Indonesia mud volcano eruption yang masih sering dijadikan bahan perbincangan berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Meski demikian, Dosen Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhitama Surabaya ini menyebut, mud volcano di Grobogan dan Blora ini berbeda dengan di Sidoarjo.

Mud volcano di Sidoarjo bersuhu 100 derajat Celcius, sedangkan mud volcano di Kesongo mengikuti suhu kamar berkisar 30 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius. 

"Fenomena semburan ibarat erupsi tapi lumpur. Mud volcano menjadi ciri minyak dan gas dan selalu berasosiasi dengan keberadaan migas baik di bawah atau di sekitarnya. Hal ini bisa kita lihat di sebelah barat Kesongo ada lapangan migas produktif, lapangan Gabus milik Pertamina," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/23/201021978/sempat-muntahkan-semburan-lumpur-saat-gempa-tuban-baby-volcano-grobogan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke