Salin Artikel

Tradisi Berbagi Kanji Rumbi untuk Menu Berbuka di Aceh

“Setiap masuk bulan puasa sudah ciri khas di sini memasak kanji rumbi karena memang sudah tradisi turun-menurun,” kata Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Furqan, Muhammad Al Kausar, di Banda Aceh, Jumat (15/3/2024) kemarin.

Sejak 28 tahun lalu, setiap hari dalam bulan suci Ramadhan, pengurus Masjid Al-Furqan memasak dua belanga besar bubur kanji yang isinya cukup untuk dibagikan kepada 200 orang.

Al Kausar menjelaskan, pembagian kanji rumbi di masjid ini pertama sekali dicetuskan oleh ulama asal negara India, Ustadz Said Yusuf Assegaf pada tahun 1996.

Ia memperkenalkan kanji rumbi hingga menjadi sebuah warisan yang turun-temurun dijalankan di Gampong Beurawe.

Tradisi tersebut disambut gembira oleh masyarakat gampong, sehingga banyak yang mendermakan uangnya untuk membeli bahan yang dibutuhkan guna membuat kuliner yang diketahui sudah ada sejak abad ke-16, di masa kejayaan Kesultanan Aceh itu.

Kausar menyebutkan, satu belanga besar membuat bubur kanji itu membutuhkan biaya sebesar Rp 800 ribu, sehingga setiap harinya membutuhkan biaya Rp 1,6 juta untuk dua belanga.

“Alhamdulillah, sudah mulai ramai sekitar 30 orang yang mau menyumbangkan uang membeli rempah yang dibutuhkan. Rata-rata menyumbang mulai dari Rp 400-800 ribu,” ujar dia.

Tidak hanya itu, kata dia, masyarakat Gampong Beurawe juga berupaya terus merawat tradisi ini agar tidak tergerus zaman. Pihak gampong pun melakukan pewarisan budaya ini kepada generasi muda.

“Makanya kita terus berusaha cari donatur agar bisa terus kita adakan tradisi ini."

"Kemudian, kita ajak juga pemuda-pemuda gampong ikut mengamati sehingga nantinya pun bisa menjagai juru dapur yang meracik bumbu,” kata dia.

Tradisi pembagian bubur kanji rumbi ini tidak hanya dirasakan warga Gampong Beurawe, tetapi juga banyak dirasakan oleh masyarakat seputar Kota Banda Aceh hingga Aceh Besar.

Dalam kesempatan ini, salah seorang warga asal Pidie Jaya yang telah tinggal di Gampong Beurawe sejak 2010, Nurbaiti, mengaku tidak pernah absen mengantre bubur kanji di Masjid Al-Furqan.

“Sejak tinggal di sini, setiap Ramadhan selalu mengambil kanji di sini karena rasanya enak. Beda dengan kanji yang ada dibagikan di tempat lain,” kata dia.

Selain rasa, ibu dua orang anak itu juga merasakan manfaat menyantap bubur kaya rempah tersebut bagi kesehatan sehingga tidak pernah melewatkan saat berbuka.

“Kalau saya berbuka dengan makanan lain rasanya tubuh masih lemas mungkin karena pakai penyedap, tetapi kalau berbuka dengan kanji rumbi segar badan sampai mengeluarkan keringat karena kandungan rempahnya,” sebut Nurbaiti.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/16/085038378/tradisi-berbagi-kanji-rumbi-untuk-menu-berbuka-di-aceh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke