Salin Artikel

Cerita Ihra Abadikan Masjid di 3T: Jalan Terjal, Terseret Arus, hingga Sulit Makanan

BANDUNG, KOMPAS.com - Ihra Tumiwa, Produser Jelajah Masjid Nusantara (JMN) menceritakan bagaimana perjuangannya mengabadikan pembangunan masjid di daerah 3T (terdepan, terdalam, dan terluar).

"Sudah 5 tahun saya mendatangi masjid-masjid di daerah-daerah terpencil. Perjuangannya luar biasa," ujar Ihra kepada Kompas.com, Rabu (12/3/2024).

Seperti saat ia melihat pembangunan masjid di Pattiro Deceng, Maros, Sulawesi Barat. Untuk menuju ke sana ia harus berjalan jauh, melewati medan yang sulit, dan menyeberang sungai.

"Saat menyeberang sungai kita sempat terseret arus. Lumayan luka-luka. Alhamdulillah selamat," tutur Ihra.

Pernah juga pesawat yang ia tumpangi hanya berputar-putar karena kondisi cuaca di sana. Bahkan ia sempat terombang-ambing di laut.

Ada kalanya juga ia hanya makan mie instan selama seminggu karena tidak ada makanan. Yang paling menyedihkan harus terpisah jauh dari keluarga, terutama saat ia baru dikaruniai anak.

Saat itu ia hanya pasrah. Apa yang dilakukannya demi umat. Karena umat Islam di daerah tujuan sangat menantikan pembangunan masjid tersebut. Seperti di Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan (Sulsel). Warga di sana 30 tahun tidak memiliki masjid.

Mereka tidak bisa merasakan nikmatnya ibadah di masjid. Jadi ketika tim bertemu dengan warga, semua rasa capek, lelah, dan kadang ingin menyerah melihat medan yang terjal, sirna semua.

"Begitu mereka menyambut kita, semua lelah hilang. Warga di sana sangat antusias, bahkan mereka membantu semua proses pembangunan," ucap Ihra.

Untuk memasukkan bahan material bangunan pun dilakukan dengan beragam cara. Ada kalanya mereka menggunakan helikopter untuk membawa material bangunan ke lokasi.

Sementara itu, CEO Masjid Nusantara, Pras Purworo mengatakan, sejak 2012 sampai sekarang sudah 203 masjid yang dibangun. Sebagian pembangunan tersebut sengaja diabadikan untuk meyakinkan para donatur, di pelosok banyak masjid yang tidak layak, rapuh, dan mau roboh.

"Banyak orang kota yang mengatakan ngapain bangun masjid kan sudah banyak masjid yang bagus. Ya itu di kota, beda dengan di pelosok," sambungnya.

Makanya dengan tayangan ini pihaknya ingin memperlihatkan kepada masyarakat, di luar sana masih banyak masjid yang harus dibangun.

Tahun ini pihaknya menatgekan pembangunan 30 masjid. Biasanya waktu membangun membutuhkan 3-4 bulan. Pembangunan sendiri disesuaikan dengan daerahnya. Bila tidak memungkinkan mengangkut material namun di sana banyak kayu, maka bahan bangunan masjid terbuat dari kayu.

"Alhamdulillah selama pembangunan masjid, biasanya sangat disupport oleh warga sekitar, jadi mereka juga sangat antusias dan membantu proses pembangunan. Misalnya, membantu membawa material bangunan," ujar Pras.

Setiap tahun ia menerima 100 pengajuan pembangunan masjid. Biasanya ia akan membentuk tim validasi, visitasi, hingga melakukan pembangunan.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/12/164755778/cerita-ihra-abadikan-masjid-di-3t-jalan-terjal-terseret-arus-hingga-sulit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke