Salin Artikel

Geliat Penjual Kue Keranjang di Pecinan Semarang Jelang Imlek

SEMARANG, KOMPAS.com - Perayaan Imlek yang jatuh pada 10 Februari 2024 mendatang tampak bergeliat di tiap sudut Kawasan Pecinan Semarang.

Tidak hanya lampion yang menghiasi jalanan. Pedagang baju, ornamen, pernak-pernik khas Imlek, hingga kue keranjang juga terpajang di sejumlah ruko.

Bagi masyarakat Tionghoa, kue keranjang menjadi salah satu kudapan yang wajib dihadirkan saat perayaan Imlek.

Biasanya, kudapan khas Tionghoa itu digunakan untuk bersembahyang maupun berbagi kepada sesama.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu pedagang kue keranjang di Gang Pasar Baru, Kawasan Pecinan Semarang, Yanti.

Dirinya menyebut, dulunya, Yanti dan mendiang ibunya memproduksi kue keranjang sendiri untuk dijual.

Namun, setelah kepergian ibunya pada tahun 90-an, Yanti berjualan dengan mendatangkan kue keranjang dari luar kota. Tegal salah satunya.

"Setiap tahun pasti jual. Sebenarnya bulan Desember sudah mulai jualan, tapi serentaknya Januari. Kalau dulu saya bikin sendiri sama ibu. Bikin manual, pakai bahan-bahan asli semua. Sekarang udah tidak kuat," ucap Yanti saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Lebih jelas Yanti mengatakan, bahan-bahan untuk membuat kue keranjang sangatlah sederhana. Ada tepung ketan, air, dan bahan pewarna seperti kakao atau vanili.

Setelah itu, barulah adonan diuleni, dimasukkan ke dalam keranjang atau cetakan, dan dikukus di atas api yang sedang.

"Cetakan yang asli itu keranjang dan plastik kaca. Tapi kan sekarang zamannya udah berkembang. Dulu saya kalau masak juga pakai api kayu," tutur dia.

Kini, Yanti hanya menjualkan kue keranjang dengan mendatangkan produk dari Tegal. Banyak pelanggan yang datang untuk memborong kue keranjang milik Yanti.

Dirinya menyebut, kudapan khas Imlek itu dibanderol dengan harga Rp 25.000-38.000, tergantung besar kecilnya ukuran.

"Itu macem-macem. Kalau yang murah-murah udah banyak yang beli," ucap dia.

Kendati demikian, Yanti menyebut, penjualan kue keranjang pada Imlek tahun ini terkesan lebih sepi diduga karena mendekati waktu pesta demokrasi Pemilu pada 14 Februari 2024.

"Ya bisa dibilang berkurang. Tapi bersyukur, lumayan, ada pesanan buat toko besar hampir 20 karton, udah lumayan lah," tutur Yanti.

Senada dengan Yanti, salah saru penjual kue keranjang di Gang Warung, Pecinan Semarang, Ayun, juga merasakan hal serupa.

Dirinya menyebut, penjualan kue keranjang jang Imlek tahun ini mengalami penurunan yang hampir signifikan.

"Menurunnya hampir 35 sampai 50 persen. Biasanya pesennya berkardus-kardus. Apalagi tahun kemarin, Pecinan kan ada acara besar, tapi tahun ini tidak ada. Mungkin karena barengan dengan Pemilu," ucap Ayun.

Selain berjualan, Ayun mengaku, dirinya juga memproduksi kue keranjang sendiri. Hanya saja, tidak memasak sebanyak tahun kemarin.

Selain kue keranjang, dirinya juga memasak kue-kue lain. Seperti Kue Wajik, Kue Lapis, Kue Ku, tumpeng, dan masih banyak lagi.

"Beda dari tahun lalu. Kue ranjang kan cuma ada setahun sekali. Gang Baru ini pusatnya, di tempat lain tidak sebanyak Gang Baru. Ada yang mendatangkan dari Tegal, Pekalongan. Kalau disini kan jenis kue ranjang banyak banget," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/31/073014678/geliat-penjual-kue-keranjang-di-pecinan-semarang-jelang-imlek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke