Salin Artikel

Semburan Gas di Pamekasan Butuh Kajian Ahli

Sebelum kejadian, sumur bor milik Junaidi menyemburkan api setelah disulut korek api. Setelah itu, ada sumur bor lainnya yang juga mengeluarkan gas. Namun semburannya lebih kecil.

Salah satu warga Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Haidar Ansori menjelaskan, 2 sumur lainnya yang berada di Kecamatan Kadur, pernah mengeluarkan gas. Seperti di Desa Bangkes dan Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur beberapa waktu lalu.

"Masyarakat tidak heran dengan semburan gas yang berasal dari sumur bor, karena Kecamatan Kadur dikenal dengan daerah yang alamnya banyak terkandung minyak dan gas," ujar Haidar Ansori, Jumat (12/1/2024).

Haidar menambahkan, sekitar tahun 2010, pernah dilakukan eksplorasi seismik di Kecamatan Kadur. Hasilnya, ditemukan beberapa titik yang diduga kuat mengandung Sumber Daya Mineral (SDA). Seperti di Desa Kertagena Tengah dan Desa Bangkes, Kecamatan Kadur.

"Titik lokasi eksplorasi seismik itu, saat ini sudah dikuasai pemerintah dan belum ada tindak lanjut mau diapakan oleh pemerintah," imbuh Haidar.

Menurut Haidar, semburan gas di sumur bor milik Junaidi itu, butuh kajian lebih serius lagi apakah ada kandungan racun yang membahayakan, atau gas tersebut bisa dimanfaatkan warga.

"Di Desa Kertagena, ada sumur gas yang dipakai warga selama puluhan tahun untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dan mengeringkan pakaian. Mungkin setelah ada kajian, sumur gas milik Junaidi bisa dialirkan ke warga," ungkap mantan aktivis mahasiswa IAIN Madura ini.

Keterangan BPBD

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Ack Dhofir Rosidi mengatakan, sampel semburan air dan gas dari sumur bor milik Junaidi itu, sudah dikirimkan ke Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur.

Sampai sekarang, hasilnya belum diketahui.

"Pengiriman sampel biasanya tiap minggu. Rekomendasi ESDM Jawa Timur cuma mitigasi bencana agar semburan gas itu diarahkan ke atas untuk mencegah adanya percikan api. Ini sudah kami lakukan meskipun kemarin, pipanya diubah oleh pemiliknya. Bahkan disulut dengan korek api," tutur Dhofir.

Tindak lanjut dari peristiwa semburan api kemarin, BPBD akan kordinasi dengan Satuan Kerja Khusus (SKK) Minyak dan Gas (Migas) untuk meneliti kandungan gas di sumur tersebut.

"Kami sifatnya kordinasi saja dengan SKK Migas. Ke depannya, kami tidak punya kewenangan," kata Dhofir.

Perlu Uji Kelayakan

Peneliti bidang Air Tanah Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Gabriel Otrista kepada Kompas.com mengatakan, warga jangan mengambil tindakan sendiri untuk memanfaatkan semburan gas sumur tersebut.

Untuk bsia dimanfaatkan, harus berdasarkan uji kelayakan dari instansi berwenang.

"Kalau dimanfaatkan secara mandiri oleh warga, khawatirnya bukan bermanfaat justru membahayakan," beber Gabriel, melalui sambungan telepon seluler.

Semburan gas tersebut diprediksi dari lubang bor sumur tepat pada retakan alam gas dangkal pada bawah permukaan tanah.

Hal itu terjadi karena sebelum dilakukan pengeboran, tidak dilakukan penyelidikan bawah permukaan tanah.

"Pada kedalaman 150 meter bawah permukaan tanah, berpotensi adanya gas alam dangkal. Apalagi di Madura, setting geologinya memang memiliki potensi," ucap dia.

Mengenai prospek pemanfaatan gas tersebut, Gabriel menyarankan agar BPBD Pamekasan berkoordinasi dengan SKK Migas. Mereka memiliki ahli dan peralatan gas detektor yang bisa mengungkap kandungan dan prospeknya.

"Kalau kandungan gasnya sudah pasti ada unsur kimianya. Namun apakah unsurnya karbon monoksida yang bahaya bagi manusia atau tidak, butuh uji laboratorium," tandasnya.

Pemadaman Semburan

Setelah dua kali percobaan pemadaman semburan api pada sumur bor milik Junaidi di Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Kamis (11/1/2024), akhirnya api tersebut bisa dipadamkan.

Percobaan pertama gagal karena minimnya peralatan dan teknisnya belum dirancang dengan baik. Penyemprotan api pada titik semburan, belum berhasil dan terpaksa dihentikan.

Pada percobaan kedua, persiapkan peralatan dan teknis dirancang dengan baik. Setelah berjibaku dengan panas api, pipa yang awalnya dibelokkan ke samping oleh pemilik sumur, berhasil dikembalikan ke posisi semula yakni tegak.

Api berhasil diputus dan semburan tinggal gas dan air saja.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/13/101127878/semburan-gas-di-pamekasan-butuh-kajian-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke