Salin Artikel

Menilik Keunikan Budaya Tionghoa dalam Rupa Muka Pecinan Semarang

SEMARANG, KOMPAS.com - Puluhan sketsa berpigura kaca tampak rapi dipajang di papan kayu yang berjejer di Gedung Rasa Dharma atau Boen Hian Tong lantai 2, tepatnya di Gang Pinggir Nomor 31, Kranggan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Di sebelahnya, warna-warni lukisan sketsa tertuang di lembaran buku yang ditata di sebuah meja. Benar saja, puluhan sketsa tersebut merupakan hasil karya ilustrator visual asal Yogyakarta, Yehezkiel Cyndo.

Cyndo, sapaan akrabnya, menyebut, dirinya memerlukan waktu selama dua bulan untuk menyelesaikan 65 ilustrasi tentang rupa Pecinan Semarang.

Dalam karyanya, Cyndo menggambar bangunan lawas, ruko, rumah, kedai, hingga klenteng di kawasan Pecinan Semarang.

"Yang saya gambar tidak sampai 5 persen Pecinan Semarang. Sebetulnya ini saya sedang ngerjain season 1 dan season 2-nya nanti ada 35, biar pas ada 100 lukisan. Nanti buat pameran di Mal Tentrem saat perayaan Imlek," ucap Cyndo kepada Kompas.com, Jumat (5/1/2024).

Bukan tanpa alasan Cyndo memilih Pecinan Semarang untuk didokumentasikan. Menurut laki-laki kelahiran Yogyakarta itu, Pecinan Semarang memiliki banyak bangunan tua dan unik yang tak bisa dilihat di kota-kota lain.

Bahkan, dirinya sempat merasa takjub lantaran kawasan Pecinan Semarang yang sangat luas dan menawan. Sehingga, dirinya ingin mendokumentasikan keaslian bangunan tua bak film-film China itu melalui ilustrasi sketsa.

"Menurut saya, keaslian bangunan tuanya harus dijaga. Jadi misal bangunan ini hilang atau mau dibangun ulang, kita masih menyimpan literasi bentuk bangunan yang masih asli," tutur dia.

Selain bangunan tua, Cyndo menyebut, atap yang menyerupai kapal di tiap rumah atau klenteng di kawasan Pecinan memiliki esensi dan nilai yang unggul. Bahkan, atap tersebut memiliki makna yang filosofis bagi masyarakat Tionghoa.

"Filosofisnya menyerupai kapal yang dipakai orang-orang China untuk berlayar dan berdagang. Termasuk untuk menyeberang dari asalnya sana, yang tentu memerlukan perjuangan. Menurut saya, filosofisnya itu sangat berharga," ungkap Cyndo.

Selama menggarap 65 sketsa lukisan itu, Cyndo menyebut mendapat sejumlah hambatan.

Di antaranya, cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Semarang beberapa waktu belakangan, hingga belum adanya data yang lengkap terkait kepemilikan rumah.

"Saya belum mengumpulkan data ini rumah milik siapa, dibangun kapan, terus bagaimana perjalanannya rumah itu dibuat. Jadi sampai saat ini saya hanya memvisualkannya saja," tutur dia.

Kendati demikian, Cyndo berharap, adanya pameran Rupa Pecinan Semarang ini dapat mengenalkan keunikan budaya yang dimiliki masyarakat Pecinan kepada masyarakat Semarang dan sekitarnya.

"Semoga kompleks Pecinan Semarang yang terbilang besar ini dapat lebih dikenal masyarakat," pungkas Cyndo.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/05/195424678/menilik-keunikan-budaya-tionghoa-dalam-rupa-muka-pecinan-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke