Salin Artikel

Gempa M 4,8 Sumedang, Sesar yang Belum Teridentifikasi, dan Hal yang Perlu Diwaspadai

Sebelum gempa M 4,8 terjadi, dua kali gempa mengguncang Sumedang, Jawa Barat.

Pertama, gempa berkekuatan M 4,1 pada pukul 14.35 WIB. Gempa kedua terjadi pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 3,4 magnitudo.

Getaran gempa paling kuat yakni gempa berkekuatan M 4,8.

Getaran gempa yang berlokasi 6,85 LS-107,94 BT dengan kedalaman 5 kilometer tersebut terasa sampai Subang, Garut, dan Bandung.

Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman mengungkapkan ada tiga warga yang mengalami luka ringan akibat tiga kali gempa yang mengguncang Sumedang.

Tercatat puluhan rumah mengalami kerusakan.

"Ada 53 rumah rusak dan tiga korban luka ringan akibat gempa yang berpusat di Sumedang kota, untuk korban sudah kami tangani," ungkap Herman dalam konferensi pers dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Zoom Meeting, Senin (1/1/2023) dini hari.

Sejumlah pasien RSUD Sumedang juga dievakuasi ke lima tenda di area RSUD Sumedang.

Ada dua pasien dengan kondisi sakit berat yang sudah mendapatkan perawatan intensif.

"Untuk RSUD Sumedang ada 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IGD yang sudah kami evakuasi," katanya.

Sedangkan dalam keterangan yang disebutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa juga mengakibatkan keretakan pada dinding Cisumdawu Twin Tunnel.

"Gempa bumi M 4,8 ini juga menyebabkan adanya sedikit keretakan dinding Cisumdawu Twin Tunnel atau Terowongan Kembar Tok Cisumdawu," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kounikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Minggu (31/12/2023) malam.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa Sumedang dipicu oleh sesar aktif yang belum teridentifikasi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun mengaku belum bisa memastikan sumber guncangan gempa.

Menurutnya, titik gempa Sumedang berdekatan dengan beberapa jalur sesar aktif, seperti Sesar Lembang, Sesar Baribis, dan sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Jika ditarik garis lurus dari ujung Sesar Lembang jarak pusat gempa kurang leih 21 kilometer. Sedangkan dengan Sesar Baribis kurang lebih enam kilometer.

"Untuk saat ini kami sifatnya masih memonitor, belum bisa memastikan sumber dari gempa ini. Sehingga kami belum bisa memastikan penyebabnya," kata Dwikorita dalam konferensi pers melalui Zoom Meeting, Senin (1/1/2024) dini hari.

Dwikorita mengungkapkan, ada kemiripan antara gempa Sumedang dengan gempa Cianjur pada 2022.

"Artinya ini mirip dengan kejadian gempa di Cianjur, ternyata dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi yang akhirnya ditetapkan dengan nama sesar Cugenang ya," kata dia.

Perlu diwaspadai

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan bahwa gempa yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat juga pernah terjadi pada 19 Desember 1972.

"Dampak gempa (saat itu) lebih besar dari saat ini," katanya melalui Zoom Meeting, Senin (1/1/2023) dini hari.

Dia pun mengimbau warga, terutama di wilayah perbukitan waspada.

"Terutama di wilayah perbukitan karena gempa yang terjadi dapat memicu bencana longsor, mengingat Sumedang ini didominasi kawasan perbukitan yang rawan longsor," kata dia.

Daryono juga menyoroti banyak rumah tak tahan gempa di Sumedang.

"Ke depan harus lebih diperhatikan terutama dalam membangun rumah. Tentunya harus rumah yang tahan gempa," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Aam Aminullah)

https://regional.kompas.com/read/2024/01/01/103725478/gempa-m-48-sumedang-sesar-yang-belum-teridentifikasi-dan-hal-yang-perlu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke