Salin Artikel

2 Rumah Adat Banjar, Salah Satunya Rumah Bubungan Tinggi

KOMPAS.com - Rumah Adat Banjar adalah rumah tradisional suku Banjar, suku yang berasal dari Kalimantan Selatan.

Ada beberapa rumah adat banjar, antara lain rumah Bubungan Tinggi dan rumah Banjar Gajah Baliku.

Kedua rumah adat Banjar berada di rumah Baajung. Lokasinya berada di sisi barat Sungai Martapura.

Rumah adat Banjar tersebut dapat dilihat di Teluk Selong, sekitar 3,2 kilometer dari Kota Martapura.

Dua rumah adat Banjar tersebut dibangun oleh HM Arif dan istrinya Hj Fatimah pada tahun 1811 M.

Rumat Adat Banjar

1. Rumah Bubungan Tinggi

  • Sejarah Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi adalah awal rumah adat Banjar.

Nama Rumah Bubungan Tinggi tidak lain karena bagian atapnya berbentuk atap pelana, tinggi dan lancip ke atas dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat.

Pada masa Kerajaan Banjar, Rumah Bubungan Tinggi dipergunakan oleh bangsawan di masa kesultanan.

Pada tahun 1860 setelah Kerajaan Banjar jatuh, rumah tersebut juga dapat dibangun oleh golongan pedagang yang kaya. 

Rumah Bubungan Tinggi digunakan oleh para pejuang kemerdekaan atau TKR pada masa perjuangan merebut kemerdekaan.

Setelah masa perjuangan, Rumah Bubungan Tinggi mulai ditinggalkan oleh penghuninya.

  • Deskripsi Rumah Bubungan Tinggi

Luas Rumah Bubungan Tinggi sekitar 35,49 meter dan lebar 14 meter.

Rumah dibagi menjadi bagian kaki atau tiang penyangga, badan terdiri dari beberapa ruang, dan atap.

Ruang dalam Rumah Bubungan Tinggi terbagi menjadi empat.

Pertama adalah ruang pelataran yang terdiri dari tiga pelataran, dimana terdapat surambi muka, surambi sambutan, dan lapangan pamedangan.

Kedua adalah ruang tamu yang bersifat publik atau semi publik, yaitu ruang antara (pacira), ruang tamu (panampik kecil), ruang tamu tengah (panampak tengah), dan ruang tamu utama (panampik besar).

Ketiga adalah ruang hingga atau hunian yang merupakan area sangat pribadi yang terdiri dari tiga ruang, yaitu ruang keluarga (paledangan), ruang tidur orang tua (anjung dan anjung jurai), dan ruang tidur anak (karawat dan katil).

Keempat adalah ruang pelayanan yang terbagi menjadi empat, yaitu ruang saji dan ruang makan (penampik dalam atau panampik padu), maupun ruang dapur (padapuran atau padu)

Ruang pelayanan lainnya adalah ruang dapur (padapuran atau padu), ruang penyimpanan (jorong dan ruang teras belakang).

Empat ruang pelayanan tersebut dipisahkan oleh dinding yang disebut tawing.

Pola organisasi ruang Rumah Bubungan Tinggi berdasarkan ruang tersusun membentuk pola memanjang linear dari depan hingga ke belakang.

Pola tersebut menunjukkan semakin ke tengah akan semakin bersifat pribadi.

Bagian khas Rumah Bubungan Tinggi adalah atapnya yang menjulang tinggi dengan keiringan 45 derajat.

Atap atau hatap dalam bahasa Banjar dimaksudkan untuk mempercepat jatuhnya air dari bagian tengah bangunan.

Rumah Adat Gajah Baliku berdiri setelah rumah Bubungan Tinggi.

Letak Rumah Adat Gajah Baliku disebelah timur Rumah Bubungan Tinggi yang berjarak sekitar 30 meter.

Rumah Adat Gajah Baliku diperkirakan dibangun 20 tahun setelah Rumah Bubungan Tinggi.

Rumah tersebut pernah digunakan oleg perjuang kemerdekaan atau TKR sebagai markas dan tempat latihan.

Tidak berapa lama setelah masa perjuangan berakhir, rumah tersebut mulai ditinggalkan penghuninya.

  • Deskripsi Rumah Adat Gajah Baliku

Secara arsitektur rumah adat Gajad Baliku dangan rumah adat Bubungan Tinggi.

Perbedaan dengan Rumah Bubungan Tinggi dengan rumah adat Gajah Baliku terletak pada bubungan dan atapnya.

Bumbungan rumah adat Gajah Baliku yang tidak terlalu tinggi dengan tingkat kemiringan kurang lebih 60 derajat.

Atap rumah adat Gajah Baliku pada bagian pelataran berbentuk atap perisai.

Panjang rumah Gajah Baliku sekitar 34,28 meter dengan lebar kurang lebih 10,67 meter.

Rumah terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap.

Bagian kaki merupakan tiang penyokong bangunan yang terdiri dari tiang utama dan tiang penyangga.

Bagian badan adalah ruangan yang terdiri dari empat kelompok ruangan.

Kelompok ruangan pelataran terdiri dari pelataran muka, pelataran tengah, dan pelataran dalam.

Kelompok ruang tinggal atau hunian terdiri dari ruang keluarga, ruang tidur orang tua, dan ruang tidur anak.

Kelompok ruang pelayanan terdiri dari ruang saji dan ruang makan, ruang dapur, dan ruang penyimpanan. Masing-masing ruangan dipisahkan oleh tawing atau dinding.

Atap rumah Gajah Baliku terbuat dari sirap ulin dengan ukuran panjang 50 sentimeter dan lebar 8 sentimeter.

Sumber:

kebudayaan.kemdikbud.go.id

disbudporapar.banjarkab.go.id

kebudayaan.kemdikbud.go.id

https://regional.kompas.com/read/2023/11/20/185113578/2-rumah-adat-banjar-salah-satunya-rumah-bubungan-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke