Salin Artikel

Asal-usul dan Sejarah Sungai Musi

KOMPAS.com - Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatera Selatan.

Aliran Sungai Musi ini juga membelah kota tertua di Indonesia, yaitu Kota Palembang.

Penggal Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu kawasan Seberang Ilir di bagian utara dan kawasan Seberang Ulu di bagian selatan.

Sungai Musi memiliki panjang sekitar 750 kilometer dengan lebar bervariasi, antara 300 meter hingga 2,1 kilometer.

Hal ini membuat Sungai Musi menjadi sungai terpanjang kedua di Pulau Sumatera setelah Sungai Batanghari.

Hulu Sungai Musi berada di dekat Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Pada bagian tengah alirannya berdiri sebuah jembatan ikonik yaitu Jembatan Ampera.

Sementara hilir Sungai Musi berada di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Selat Bangka.

Di bagian hilirnya, Sungai Musi dengan beberapa sungai lainnya membentuk sebuah delta yang terletak di dekat Kota Sungsang.

Asal-usul dan Sejarah Sungai Musi

Dilansir dari laman Tribunnewswiki.com, terdapat kisah bahwa Sungai Musi awalnya bernama Sungai Mu Ci.

Dalam bahasa Cina kuno, kata Mu Ci ini yang berarti ayam betina diambil dari nama seorang dewi.

Dewi Mu Ci yang merupakan nama bagi Dewi Ayam Betina yangdipercaya bisa memberikan keberuntungan.

Seiring waktu, penyebutan nama Sungai Mu Ci berubah menjadi Sungai Musi.

Dilansir dari laman jelajah.kompas.id, Sungai Musi dan beberapa sungai di sekitarnya pernah memegang peran penting bagi Kerajaan Sriwijaya sekitar pada abad ke-7 hingga abad ke-13.

Sungai Musi berperan vital karena menjadi jalur perdagangan maupun transportasi dari pedalaman ke kota-kota besar.

Dilansir dari laman Kemdikbud, pada masa Kerajaan Sriwijaya, Selat Bangka berperan sebagai pintu gerbang atau tempat masuknya kapal-kapal dagang dari luar.

Kapal-kapal dagang tersebut berlayar menyusuri Sungai Upang kemudian transit di kota Palembang untuk bongkar muat barang dagangannya.

Para pedagang yang telah beristirahat kemudian melanjutkan pelayaran dari daerah hilir sampai hulu Sungai Musi maupun sebaliknya.

Akibat kontak dagang dengan masyarakat lokal di daerah aliran Sungai Musi, maka terbentuklah komunitas yang berkembang menjadi pemukiman di tepi Sungai Musi.

Kontak dagang pada mulanya dilakukan dengan bangsa Cina, yang diindikasikan dengan temuan keramik-keramik Cina kuno di sekitar Sungai Musi.

Selain bangsa Cina, bangsa India juga turut terlibat dalam perdagangan sekaligus membawa masuk ajaran Hindu-Buddha.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya situs-situs keagamaan Hindu-Buddha di Sungai Musi.

Situs-situs arkeologi berupa sisa-sisa permukiman masih ditemukan di tepi Sungai Musi beserta anak-anak sungainya.

Adapun Situs Karang Anyar diidentifikasikan sebagai Keraton Sriwijaya, karena di lokasi tersebut banyak ditemukan sisa-sisa pemukiman dan dikelilingi oleh saluran yang berhubungan dengan Sungai Musi.

Peran Sungai Musi mulai meredup ketika Belanda mulai membangun jalur transportasi darat baik jalan dan jaringan kereta api.

Sumber:
tribunnewswiki.com  
jelajah.kompas.id  
palembang.tribunnews.com 
kebudayaan.kemdikbud.go.id  

https://regional.kompas.com/read/2023/11/07/230317278/asal-usul-dan-sejarah-sungai-musi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke