Salin Artikel

Wali Kota Semarang Minta Kasus Pencabulan Bocah hingga Meninggal Segera Diusut

SEMARANG, KOMPAS.com - Teka-teki penyebab meninggalnya bocah 12 tahun dengan tidak wajar di Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (1/11/2023) lalu masih menjadi misteri. 

Padahal, dari hasil pemeriksaan oleh tim medis, ditemukan luka pada bagian dubur dan alat kelamin korban berinisial DKW ini.

Kepolisian telah melakukan autopsi dan kini tengah menunggu hasil dari tim forensik untuk mengetahui penyebab pasti korban meninggal dunia.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus kematian tersebut. 

"Ini memang karena awal tidak tahu luka kekerasan seksual, kemudian sedang diproses. Sekarang informasinya masih menunggu hasil (autopsi-red) dari kepolisian dan tetap harus terungkap," jelasnya dalam keterangannya kepada awak media, Selasa (7/11/2023). 

Menurutnya, siapa pun pelakunya harus dihukum berat sesuai aturan yang berlaku. Apalagi, lanjutnya, kasus ini menjadi perhatian publik, karena selain korbannya anak, diduga ada unsur kekerasan seksual.

“Dengan adanya seperti ini (autopsi) bisa langsung diketahui," paparnya. 

Dia beranggapan, dari hasil autopsi jenazah korban tersebut ada sesuatu yang menurutnya tidak wajar. 

"Karena ini ada yang tidak wajar, kemudian infonya nunggu autopsi dulu beberapa hari baru keluar hasilnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia mendorong kepada korban kekerasan seksual untuk berani melapor dengan memanfaatkan inovasi dari kerja sama antara Polrestabes Semarang dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

"Warga bisa lapor melalui fitur Kentongan Digitual di aplikasi Libas," paparnya.

Selain itu, dia juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Semarang untuk mensosialisasikan terkait bahaya kekerasan seksual termasuk bullying. 

"Termasuk soal sosialisasi tentang Kentongan Digitual di aplikasi Libas, agar masyarakat yang menjadi korban kekerasan dan bullying berani melaporkan diri," ujar perempuan yang akrab disapa Ita tersebut.

Menurutnya, dunia pendidikan yang notabene banyak anak-anak di bawah umur dan organisasi perempuan juga menjadi sasaran korban kekerasan seksual.

"Pertama saya minta kepada kepala dinas membuat program, jadi nanti sosialisasi tidak hanya di sekolah tetapi di ibu-ibu. Nanti mungkin suatu saat kita juga akan bikin program sosialiasi di ibu PKK, kemudian di pertemuan pengajian," imbuh Ita. 

https://regional.kompas.com/read/2023/11/07/210438278/wali-kota-semarang-minta-kasus-pencabulan-bocah-hingga-meninggal-segera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke