Salin Artikel

Mencicipi Roti Jadul di Kota Semarang, Tanpa Bahan Pengawet dan Harganya Murah

Tak seperti toko roti pada umumnya, Wijaya Bakery hanya memiliki dua etalase kaca dan satu rak kayu yang difungsikan sebagai tempat memajang roti.

Meski demikian, kios roti bertembok putih masih kerap didatangi pembeli setiap harinya. Pasalnya, Wijaya Bakery sudah berdiri sekitar tahun 1960-an silam.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu karyawan Wijaya Bakery, Maria. Dirinya menyebut, dulunya, gedung Wijaya Bakery ialah bangunan milik Belanda.

Lantas, pada tahun 1960-an, gedung kecil sederhana itu dibeli oleh Surya Wijaya. Lalu bangunan itu digunakan untuk menjualkan olahan roti jadul, seperti roti pisang, roti pia, roti manis, dan masih banyak lagi.

"Kalau sekarang masih di generasi kedua, Pak Edi Wijaya, anaknya," ucap Maria saat ditemui KOMPAS.com, Senin (9/10/2023) sore.

Lebih jelas Maria mengatakan, bertahannya Wijaya Bakery hingga saat ini lantaran memiliki cita rasa yang khas. Hal ini dibuktikan dengan keaslian bahan yang digunakan.

Dia mengatakan dalam pembuatan roti tidak menggunakan bahan pengawet. Sehingga, roti-roti yang ditawarkan memiliki kualitas rasa yang lezat dan lebih aman bagi kesehatan.

"Di sini tidak pakai pengawet, khasnya memang roti jadul, jadi tidak ada varian rasa kekinian," ungkap dia.

Satu buah roti, imbuh Maria, dijual dengan harga yang terjangkau. Mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 13.000.

Dengan demikian, tak heran jika banyak pelanggan yang berdatangan dari Kota Semarang maupun luar daerah.

"Banyak yang luar kota, dari Batam, Bandung, Jakarta, Jepara, Kudus, Surabaya juga ada. Kalau luar kota pasti belinya langsung banyak," tutur Maria.

Maria mengaku, proses produksi roti Wijaya Bakery dilakukan setiap harinya. Mulai dari pukul 05.00 hingga 10.00 WIB pagi.

Uniknya, seluruh proses produksi roti dilakukan secara manual dengan tangan. Dalam satu hari, Maria menyebut, dapat mengolah kurang lebih 5 kilogram tepung untuk dimasak.

"Ya dari jam 5 pagi, bukanya jam 10. Kalau ke sini jam 11 siang masih hangat," ucap Maria.

Salah satu pelanggan, Siska Anisa, mengaku, baru pertama kali mencicipi roti Wijaya Bakery. Menurut dia, roti pisang coklat Wjaya Bakery memiliki rasa yang manis dan mengenyangkan.

"Manis banget, enak. Ini baru nyobain karena lihat dari postingan TikTok," pungkas Siska.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/09/223939778/mencicipi-roti-jadul-di-kota-semarang-tanpa-bahan-pengawet-dan-harganya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke