Salin Artikel

Kronologi Puluhan Siswa SD Keracunan di Bandung Barat, 1 Tewas Diduga akibat Jajanan Cimin

KOMPAS.com - Keracunan massal menimpa puluhan siswa SD di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).

Sejumlah siswa mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi jajanan aci mini (cimin) yang dijual pedagang di sekitar SD Negeri 3 Jti, Desa Saguling.

Kronologi

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan, keracunanan makanan dialami puluhan anak SD ini bermula saat para siswa mengonsumsi jajan cimin di jam istirahat.

Petugas puskesmas langsung melakukan penelusuran untuk melakukan pengambilan sampel jajanan untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium kesehatan.

"Kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan terindikasi dari jajanan cimin yang berbumbu pedas tapi itu belum bisa kami pastikan penyebabnya. Sekarang tim surveilans dari petugas puskesmas lagi mengambil sampel makanan yang bersangkutan," ungkap Burhan.

Rinciannya 11 rawat jalan, 14 dirawat di Puskesmas Saguling, 3 anak dirawat di Rumah Sakit Kartini, Klinik Asyyida 1, 1 dirawat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK), dan 1 siswa meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dustira.

"Sampai pagi ini jumlahnya terus bertambah. Di Puskesmas yang dirawat 14 anak dan 11 rawat jalan, sementara yang lain dirujuk ke rumah sakit. Totalnya ada 32 anak," katanya.

Gejala yang dikeluhkan puluhan siswa hampir seragam, mereka mengeluhkan pusing, mual, muntah, sampai diare.

Gejala gangguan ini memicu dehidrasi sehingga pasien harus dibantu alat infus.

"Gejalanya yang ada ke Puskesmas muntah-muntah sama diare itu khas keracunan makanan itu muntah dan diare," sebut Burhan.

Siswi berinisial RNN meninggal dunia setelah mengalami keracunan makanan diduga dari jajanan cimin.

"Dari puluhan pasien yang mengalami keracunan makanan, ada 1 siswi kelas 3 SD meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira Cimahi," ujar Burhan saat ditemui, Kamis (29/9/2023).

RNN mengeluhkan gangguan pencernaan setelah mengonsumsi jajanan di sekitar sekolah. Sehingga ia dirujuk ke Rumah Sakit Dustira pada Rabu (28/9/2023) malam.

Menurut keterangan rumah sakit, RNN memiliki riwayat penyakit bawaan atau komorbid berupa kelainan darah atau talasemia.

RNN pernah memiliki riwayat kontrol kesehatan dari rumah sakit hasan sadikin (RSHS) Kota Bandung.

"Dari data yang kami terima, (RNN) punya penyakit penyerta atau komorbid yaitu talasemia atau kelainan darah. Penyakit bawaan itu diketahui dari riwayat kontrolnya ke RSHS," kata Burhan.

Burhan menjelaskan, keracunan makanan yang dialami RNN memperparah kondisi kesehatan fisik sehingga kondisinya melemah dan meninggal dunia saat perawatan di Rumah Sakit Dustira.

"Dugaannya awal penyebabnya dari jajanan cimin berbumbu pedas, mungkin dari pedasnya ini. Sekarang lagi dilakukan investigasi dengan diambil sampel makanannya untuk diuji apakah dari situ mengandung bahan bahaya atau tidak," tandasnya.

Akibat kejadian ini, seorang kakek bernama Tata Tajudin (75), pedagang jajanan cimin di sekitar SD tersebut diamankan polisi.

"Pedagang yang menjual cimin sudah kita lakukan pemeriksaan di Mapolsek Batujajar," sebut Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono, Jumat (28/9/2023).

Pedagang cimin itu sengaja diamankan untuk dimintai keterangan bagaimana cara ia meracik bahan hingga menjajakan jajanan cimin ke sekolah-sekolah di sekitar Kecamatan Saguling.

Cimin yang dijajakan diduga menjadi penyebab puluhan anak SD mengalami gangguan pencernaan muntah-muntah sampai diare.

"Kami mendapat informasi bahwa pada hari Selasa di SDN Jati 3 ketika istirahat membeli makanan cimin, kemudian setelah itu banyak yang perutnya sakit dan sebagainya, kemudian dibawa ke Puskesmas Saguling," papar Aldi.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/29/160152178/kronologi-puluhan-siswa-sd-keracunan-di-bandung-barat-1-tewas-diduga-akibat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke