Salin Artikel

Jembatan di Krayan Timur Terendam Banjir, Evakuasi Jenazah Bayi Terpaksa Pakai Drum Plastik

Salah satu warga RT 001 Long Umung, Rusli R Labo mengatakan, akibat jembatan terendam banjir, jenazah seorang bayi terpaksa dimuat dalam drum plastik saat menyeberangi sungai yang permukaan airnya sedang naik itu.

Rusli menuturkan, jenazah bayi itu merupakan warga Desa Wa Yagung, salah satu desa yang masih terisolir di Krayan Timur.

Bayi tersebut baru saja tiba di Krayan Timur setelah meninggal dalam pengobatan di Tarakan.

"Tadi evakuasinya jenazah bayi yang meninggal di Tarakan itu pakai drum plastik, karena Jembatan Rurum Do terendam banjir. Ibunya juga itu harus sampai digendong sama warga. Sebenarnya dia bukan warga sini, tapi warga Desa Wa Yagung. Jadi, dari sini baru nanti dibawa ke Wa Yagung," kata Rusli, saat dihubungi Kompas.com, Rabu malam.

Kondisi Jembatan Rurum Do' saat ini menjadi miring diduga terkena arus air sungai yang deras. 

Warga Long Umung sementara ini belum dapat menggunakan jembatan tersebut untuk beraktivitas. Mereka khawatir dengan kondisi jembatan yang berubah miring. 

Jembatan ini merupakan satu-satunya akses bagi warga Long Umung untuk menuju ke Long Bawan.

"Yang khawatir ini masih diguyur hujan, khawatir air masih akan naik, atau jembatan semakin parah. Kalau sekarang jembatannya sudah miring. Padahal, ini satu-satunya jembatan dari Long Umung untuk ke Long Bawan," ujar Rusli. 

Warga berharap, hujan dapat mereda dan banjir bisa segera surut.

Namun, jika hingga Kamis (21/9/2023) air belum surut, anak-anak terancam tidak bisa berangkat ke sekolah dan petani juga tidak bisa pergi ke sawah.

Sementara untuk menyeberangi Sungai Lutut yang sedang meningkat permukaan airnya itu hanya ada perahu kecil yang biasa digunakan warga ke sawah, yang tidak aman digunakan saat kondisi banjir seperti itu.

Belum ada perahu karet atau bantuan perahu baik dari BPBD atau pemerintah daerah setempat ke lokasi. 

"Kalau banjir begini jadi satu-satunya, mau enggak mau berenang, itu pun berenangnya harus pegangan di tali, karena arusnya deras. Ada perahu kecil yang biasa dipakai ke sawah, tapi itu berisiko betul," ujar dia. 

https://regional.kompas.com/read/2023/09/20/200552778/jembatan-di-krayan-timur-terendam-banjir-evakuasi-jenazah-bayi-terpaksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke