Salin Artikel

Ketika Pedagang di Lampung Diimpit "Marketplace", Buka Setiap Hari tapi Sepi Pembeli...

LAMPUNG, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang lapak di pusat perbelanjaan Simpur Center mengaku tak kuasa menahan gempuran pedagang online di marketplace.

Imbas ramainya pedagang daring ini membuat pedagang lapak itu kesulitan menjual dagangan mereka.

Suasana di Simpur Center pada Rabu (20/9/2023) siang terlihat lengang. Calon pembeli yang biasanya memadati lorong-lorong di pusat perbelanjaan empat lantai itu terlihat hanya segelintir.

Beberapa orang tampak melihat-lihat sejumlah barang seperti tas, pakaian, dan aksesoris di teras toko.

Di antara toko-toko yang masih buka itu terlihat beberapa gerai yang tidak berjualan dengan rolling door tertutup rapat.

Para pegawai toko pun tampak melamun melihat sepinya calon pembeli yang bisa dihitung jari.

Siti Nuraisyah (27), salah satu pedagang pakaian di lantai 1 Simpur Center, membenarkan calon pembeli memang menurun jumlahnya dalam beberapa pekan terakhir.

Dia memperkirakan calon pembeli saat ini lebih memilih berbelanja di marketplace.

"Memang agak sepi, sekarang banyak yang beli online," kata gadis yang akrab dipanggil Aisyah ini, Rabu siang.

Dia menambahkan, beberapa kios di Simpur Center juga sudah tutup karena tidak ada pembeli.

"Ya lihat aja, Mas. Sepi begini, kita juga harus bayar sewa kan," kata dia.

Aisyah merasa beruntung karena tokonya juga melakukan penjualan melalui marketplace di Facebook dan TikTok.

Akan tetapi, pendapatan dari jualan online ini tidak menutupi kerugian akibat sepinya penjualan di lapak offline.

"Followers kita masih sedikit, jadi ya hasilnya masih minim," ucap dia.

Pedagang lain bernama Diah (28) mengaku pedagang offline seperti di Simpur Center sudah bisa dianggap kalah.

"Ya pasti kalah, Mas. Yang dagang (di marketplace) artis semua, kita ini cuma pedagang biasa, apalagi banyak diskon di online," kata Putri.

Dia mengatakan, banyak pedagang yang gulung tikar karena tak sanggup lagi berjualan. Hal itu imbas dari sepinya pengunjung dan biaya sewa. 

"Iya, bisa dilihat kan banyak yang tutup. Mau gimana lagi, sepi gitu kan keadaannya. Karena kan kalau buka toko kan harus ada modal awal, operasional, dan lainnya," katanya.

Legal Coorporate Simpur Center Sychud Ismail juga mengakui ada beberapa tenant yang mulai menutup toko.

Meski demikan, jumlah pedagang yang buka masih lebih banyak dibanding pedagang yang gulung tikar.

"Kalau di Jakarta seperti Tanah Abang kan kompetitornya banyak. Di sini masih adalah pembeli, apalagi pas weekend, masih cukup ramai," kata dia.

Ismail mengatakan, pihak pengelola juga menyarankan agar pedagang membuka toko online.

"Jadi tidak hanya mengandalkan penjualan offline, jualan di sini jalan terus, yang online juga menghasilkan," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/20/132710978/ketika-pedagang-di-lampung-diimpit-marketplace-buka-setiap-hari-tapi-sepi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke