Salin Artikel

Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya mengembangkan potensi pariwisata yang alami dan asri, baik dari wisata bahari, alam, dan budaya.

Bupati Sumba Timur Khristofel Praing mengatakan, Kabupaten Sumba Timur memiliki beberapa destinasi unggulan dengan aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A) yang cukup memadai.

Saat ini, Kabupaten Sumba Timur memiliki 17 kampung tradisional dengan bermacam atraksi wisata, seperti kuburan megalitik, penji, gaya hidup masyarakat adat, tarian tradisional, ritual-ritual adat, serta pembuatan tenun ikat dan songket tradisional.

“Pengembangan potensi sumber daya lokal melalui desa wisata merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan potensi dan kapasitas sumber daya lokal di bidang pariwisata,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023). 

Khristofel mengatakan, masyarakat Sumba Timur masih tetap menghargai ikatan kebersamaan yang memungkinkan adanya sikap saling menolong, termasuk terhadap para pengunjung atau pendatang dari luar. 

“Sikap masyarakat ini menjadi pesona tersendiri sehingga para pengunjung atau pendatang di daerah ini merasa seperti di rumahnya sendiri,” katanya.

Dia menyebutkan, pihaknya juga menerapkan sustainable tourism development (pembangunan pariwisata berkelanjutan).

“Pada intinya, pembangunan pariwisata yang tanggap terhadap minat wisatawan dan keterlibatan langsung dari masyarakat setempat dengan tetap menekankan upaya perlindungan dan pengelolaannya yang berorientasi jangka panjang dalam community based tourism (CBT),” katanya. 

Khristofel menjelaskan, untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan, diperlukan upaya diversifikasi destinasi wisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian seni budaya, dan ramah lingkungan.

Dalam menjalankan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan, Pemkab Sumba Timur menekankan empat prinsip, yaitu layak secara ekonomi (economically feasible), berwawasan lingkungan (environmentally feasible), dapat diterima secara sosial (socially acceptable), dapat diterapkan dengan memanfaatkan teknologi (technologically appropriate).

Selain wisata budaya, Kabupaten Sumba Timur juga memiliki destinasi wisata bahari unggulan, antara lain 18 pantai eksotis dengan berbagai atraksi, seperti diving, snorkeling, selancar (surfing), memancing (fishing), hingga wisata di pulau terluar.

Kabupaten beriklim sabana tropis itu juga diberkahi dengan bentang alam yang menawan, seperti wisata padang savana, agrowisata, ekowisata, geopark, taman nasional, perbukitan, hingga 44 air terjun.

Upaya pelestarian lingkungan dan budaya

Lebih lanjut, Khristofel mengatakan, pihaknya berupaya melestarikan lingkungan yang asri di Sumba Timur melalui gerakan menanam pohon dengan program “Berhias” dan slogan “One Man, One Tree”.

“Gerakan ini mengajak satu orang minimal menanam dan memelihara satu pohon sampai bertumbuh di kantor, sekolah, dunia usaha, dan lingkungan masyarakat,” ujarnya.

Pemkab Sumba Timur melalui pemerintah desa dan pengelola destinasi wisata juga menyiapkan tempat-tempat sampah dan melarang wisatawan membuang sampah sembarangan di destinasi wisata.

Untuk pelestarian budaya, Khristofel menyebutkan, pihaknya membuat "Gerakan Cinta Tenun Sumba Timur" yang khusus dibuat untuk menjaga tenun ikat.  

Gerakan ini mengajak semua aparatur sipil negara (ASN), baik pegawai maupun guru, menggunakan pakaian tenun pada hari Kamis dan Jumat.

Mereka juga diminta memakai pakaian adat tradisional Sumba Timur pada pembukaan dan penutupan Sidang DPRD dan pada perayaan hari besar nasional, dan acara-acara di gereja.

Ada pula lomba fashion show busana tradisional Sumba Timur yang digelar dari pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), sampai perguruan tinggi dan lingkungan kerja.

Pemkab Sumba Timur juga menggelar Tarian Sumba Timur pada setiap kegiatan yang dilaksanakan, baik di sekolah, pemerintahan, maupun gereja. 

Upaya lainnya adalah menggelar Waingapu Culture Carnival menjelang Perayaan Hari Kemerdekaan, Festival 1001 kuda, Expo Tenun Ikat Sumba Timur, dan Pacuan Kuda (Palapang Njara) minimal dua kali setahun, baik di ibu kota kabupaten atau di kecamatan. 

Selain itu, digelar pula Palapang Njara, yaitu olahraga tradisional Sumba yang termasuk dalam Objek Pemajuan Kebudayaan, pelatihan tenun ikat bagi generasi milenial, pelatihan anyaman, serta pelestarian kampung-kampung adat dan situs budaya.

Perkembangan wisata di Sumba Timur

Khristofel mengatakan, perkembangan pariwisata di Sumba Timur mengalami peningkatan yang sangat signifikan. 

Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ketika pandemi Covid-19 hingga pasca-Covid-19.

Pada 2020 saat pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan di Sumba Timur mencapai 1.753 wisatawan, yakni 1.524 wisatawan nusantara dan 229 wisatawan mancanegara.

Seiring penanganan pandemi Covid-19 pada 2021, jumlah kunjungan wisatawan di Sumba Timur meningkat sebesar 16,5 persen atau 16.539 wisatawan, yakni 16.459 wisatawan nusantara dan 80 wisatawan mancanegara.

Kondisi pasca-pandemi Covid-19 yang membaik pada 2022 membuat kunjungan wisata meningkat signifikan sebesar 46,3 persen atau 46.298 wisatawan , yakni 44.896 orang wisatawan nusantara dan 1.402 orang wisatawan mancanegara.

Pada Januari hingga Juli 2023, kunjungan wisata di Sumba Timur mencapai 19.258 wisatawan yakni, 17.724 wisatawan lokal dan 1.534 wisatawan mancanegara.

Adapun wisatawan rata-rata menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga hari di Sumba Timur dengan pengeluaran sebesar Rp 750.000–Rp 1,5 juta per hari. 

Jumlah akomodasi di Sumba Timur mencapai 40 unit dari hotel, resort hingga homestay. 

https://regional.kompas.com/read/2023/09/20/12225501/sumba-timur-kaya-akan-potensi-wisata-pemerintah-berdayakan-komunitas-lokal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke