Salin Artikel

Tahap Pengerjaan Capai 80 Persen, Bendungan Ameroro Sultra Disebut Alami Longsor

KENDARI, KOMPAS.com– Viral video yang memperlihatkan sebagian dinding bangunan Bendungan Ameroro di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ambruk.

Terdapat dua video yang menunjukkan bagian Bendungan Ameroro ambrol, yakni video pertama berdurasi 29 detik dan video kedua 19 detik. 

Menanggapi video tersebut, PPK Bendungan I SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi IV Kendari, Iping Mariandana memberikan klarifikasinya.

Ia mengatakan bahwa video yang beredar dan menjadi berita di beberapa media online tentang ambruknya Bendungan Ameroro itu tidak benar.  

Iping menjelaskan bahwa yang terjadi ada longsor di bendungan pada Selasa (12/9/2023)  pukul 15.46 Wita, bukan pada Rabu  (13/9/2023). 

Posisi longsor terjadi pada bagian tebing sisi luar sebelah kiri dari spillway, jauh dari tubuh bendungan.

Dijelaskan bahwa potensi longsor tersebut sudah teridentifikasi sebelumnya karena sudah ada terlihat retakan sehingga diputuskan segera ditangani dengan perkuatan dental concrete. 

"Saat persiapan penggalian untuk perkuatan dengan dental concrete terjadi longsor tersebut,  yang seyogyanya memang akan digali dan dibuang," tulis Iping dalam rilis tertulisnya, Kamis (14/9/2023). 

Menurut Ipin, pada gambar terlampir area longsor ditandai dengan kotak merah, dan yang ditandai dengan lingkaran kuning merupakan timbunan yang dibuat sebagai akses dan dudukan alat berat untuk melaksanakan dental concrete agar dinding dan lantai beton spillway tidak rusak.

"Oknum yang mengambil gambar dan video di lokasi terlihat mendramatisir dengan cara mengambil gambar atau video dari belakang tumpukan tanah yang sengaja dibuat untuk akses dan dudukan alat berat seolah – olah tanah tersebut merupakan material longsoran," lanjutnya. 

 

Penjelasan penanggung jawab Bendungan Ameroro

PT Hutama Karya (HK), perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, menyampaikan penjelasan terkait insiden itu. 

Seorang Geologi Engineer dari KSO HK-Adhi, Waldo Putra Agung, mengungkapkan insiden longsoran itu terjadi pada sebagian dinding bendungan tersebut. 

Waldo menjelaskan bahwa area yang mengalami longsor adalah bagian yang sedang digali untuk konstruksi dinding saluran peluncur spillway. 

Ia menerangkan situasi geologis di sekitar tebing kiri spillway memiliki beberapa kekurangan, khususnya dalam hal arah foliasi yang sejajar dengan zona penggalian.

"Kemiringan foliasi mencapai sekitar 30 derajat, yang lebih landai dibandingkan dengan zona penggalian, sehingga ada potensi longsor. Karena itu, potensi runtuhan atau longsoran pada kondisi ini memang mungkin terjadi," ungkap Waldo dalam keterangan tertulisnya. 

Dia menambahkan bahwa penggalian harus dilakukan secara hati-hati, karena metode penggalian yang agresif dapat membahayakan perlindungan dinding tebing di atasnya.

"Saat ini, area tersebut sedang dibersihkan dan pekerjaan akan melanjutkan ke tahap berikutnya," lanjut Waldo.

Sebagai tambahan, Bendungan Ameroro yang berada di Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), penyelesaiannya ditarget akhir tahun 2023 dan akan diresmikan oleh Presiden 

Bendungan Ameroro mula dikerja pada tahun 2021 dengan menelan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun. Saat ini proyek pembangunan Bendungan Ameroro secara keseluruhan sudah mencapai 80,54 persen. 

Bendungan Ameroro nantinya akan memiliki kapasitas tampung 54,15 juta meter kubik dengan luas genangan 244,51 hektar, yang berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektare di Kabupaten Konawe. 

https://regional.kompas.com/read/2023/09/14/235332778/tahap-pengerjaan-capai-80-persen-bendungan-ameroro-sultra-disebut-alami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke