Salin Artikel

Sampel Bangkai Babi Kutil Sulawesi Dikirim ke Balai Besar Veteriner Maros

Sampel organ bangkai babi kutil Sulawesi, atau Sulawesi Warty pig (Sus celebensis) yang ditemukan telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Maros di Sulawesi Selatan, salah satu dari delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian.

Lembaga ini mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosis, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa, dan pengujian veteriner.

Sampel bangkai babi diambil oleh dokter hewan Feny Rimporok dari Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo bersama tim dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bone Bolango dan Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone saat melakukan investigasi kematian satwa liar ini ke Kecamatan Pinogu, daerah enclave yang berada di dalam taman nasional Bogani Nani Wartabone.

“Besok hasilnya,” kata Feny Rimporok saat ditanyakan hasil pengiriman sampel ke Balai Besar Veteriner Maros, Kamis (7/9/2023).

Sampel yang dikirim ke Maros ini berupa daging, limpa dan hati. Sampel ini didapat dari 2 bangkai di Desa Bangio, Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango.

Tim Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone hingga kini terus melakukan pendataan di lapangan terkait kematian sejumlah babi kutil Sulawesi ini.

Saat pemaparan di hadapan Indra Exploitasia pelaksana tugas Direktur Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik yang juga staf ahli bidang pangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada rapat koordinasi dengan sejumlah pihak di Kota Gorontalo, Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Anis Suratin menjelaskan sejumlah temuan bangkai satwa liar.

“Pada Jumat 1 September 2023 di Desa Bangio tim reaksi cepat Balai TNBNW menemukan 1 ekor babi hutan yang telah mati pinggir jalan di dalam kawasan. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel berupa daging, limpa dan hati,” kata Anis Suratin.

Keesokan harinya pada Sabtu (2/9/2023) di Tiopo Desa Dataran Hijau, ditemukan 2 ekor bangkai babi hutan yang telah mati di kebun warga, dan 1 ekor bangkai babi hutan di sungai Pinogu Desa Bangio.

Pada Minggu (3/9/2023), tim gabungan ini melakukan pengecekan di Desa Dataran Hijau lokasi yang dilaporkan M Fajar Thalib anggota Masyarakat Mitra Polhut (MMP) TNBNW. Di tempat ini ditemukan 3 ekor bangkai babi hutan yang tinggal tulang belulang di 3 lokasi berbeda.

“Pada Senin keesokan harinya tim respons cepat melakukan pengecekan lapangan terkait laporan satwa liar yang mati massal di bantaran sungai Tolinggapoto. Pengecekan tim bersama Ramli Manopo penemu bangkai pertama, mereka menyusuri sungai Tolinggapoto hingga muara sungai Moinito. Tim tidak menemukan satwa yang mati massal, namun hanya menemukan 1 ekor bangkai babi hutan di pinggiran sungai Tolinggapoto,” ujar Anis Suratin.

Anis Suratin menjelaskan dari hasil verifikasi lapangan ini, diketahui adanya kematian satwa liar yaitu babi hutan di beberapa lokasi, di dalam kawasan maupun di luar kawasan TNBNW, namun tidak secara masal.

Tim ini juga telah mengambil sampel bangkai babi hutan untuk diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner Maros untuk mengetahui penyebab kematian.

“Informasi terkait adanya kematian satwa liar berupa babi rusa, anoa dan kera tidak terbukti kebenarannya,” ucap Anis Suratin.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/08/061124478/sampel-bangkai-babi-kutil-sulawesi-dikirim-ke-balai-besar-veteriner-maros

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke