Salin Artikel

Pemuda di Wonogiri Dikeroyok gara-gara "Caption" di Video Kostum Tim Voli

WONOGIRI, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial AD, warga Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menjadi korban pengeroyokan sejumlah warga di depan rumah Kepala Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono.

Gara-garanya, pemuda itu mengunggah video sekaligus memberikan komentar kostum tim bola voli asal desanya yang diduga memancing kemarahan tim lawan dari desa lain.

Pria berinisial AD yang dihubungi Kompas.com, Jumat (1/9/2023) menceritakan kronologi dan unggahan yang membuatnya dikeroyok sejumlah pemuda.

“Jadi awalnya ada postingan sekitar tanggal 8 Agustus ada pertandingan final tim A dan tim B (lawan main berasal dari desa lain). Tim A itu tim saya menggunakan pakaian (kostum) SD. Sementara tim B itu memilih WO alias tidak mau masuk lapangan karena merasa dilecehkan (lawan mainnya) memakain kostum SD tersebut. Namun persoalan itu sudah diselesaikan di pendopo kecamatan dan tidak ada masalah atau hal-hal lain. Intinya sudah selesai,” ujar AD.


Dua pekan kemudian, kata AD, sekitar tanggal 18 Agustus 2023, timnya mengikuti pertandingan di kecamatan yang berbeda bersama dengan tim yang berbeda.

Saat itu timnya tetap memakai kostum seragam SD. Namun saat itu tim lawan tidak mempermasalahkan dan tetap main melawan timnya.

Setelah selesai permainan, AD lalu membuat akun TikTok dengan nama bakul voly. Tujuan pembuatan akun itu hanya ingin berbagi kemengan tim sekaligus menghibur warga TikTok khususnya pecinta bola voli.

“Tim lawan juga banyak yang beranggapan kostumnya (kostum SD) itu ide yang kreatif dan juga menarik,” jelas AD.

Setelah akun jadi, AD lalu mengunggah video timnya mengenakan kostum SD yang sementara persiapan dengan durasi 11 detik. Dalam video itu, AD memberikan caption "anggur merah intisari, lawan anak SD jangan lari".

“Akhirnya saya membuat akun TikTok bakul volley itu kemudian saya naikkan media sosial ada tulisannya Anggur Merah Intisari, Lawan Anak SD Jangan Lari. Itu sudah beberapa kali posting. Yang sebelumnya ada postingan juga tidak ada masalah. Postingan saya yang kedua menanyakan kepada warga TikTok apakah seragam SD ini menghina lawan. Akhirnya warga tiktok malah pada antusias dengan postingan saya dan banyak mendukung dan menanyakan buatnya di mana,” kata AD.

Ia menduga unggahan video itu membuat pihak lain tersinggung lantaran tidak suka dengan kostum SD yang dikenakan timnya. Hal itu terlihat adanya beberapa warganet yang berkomentar intinya mengajak berkelahi.

"Mungkin ada pihak yang merasa panas karena tidak suka kostum itu. Jadi ada beberapa oknum yang komentar di kolom komentar saya mengajak pelemasan itu artinya menantang gelut (berkelahi). Akhirnya saya tanggapi pakai akun pribadi dan sudah saya DM bahwa itu tidak ada urusan volley (turnamen sebelumnya),” jelas AD.

Ditanya unggahannya itu sengaja menyindir lawan mainnya yang WO, AD membantahnya. Pasalnya persoalan itu sudah diselesaikan di kecamatan.

“Sangat tidak (menyindir). Kan sudah diselesaikan dan tidak ada hubungan karena tidak menyebut nama atau daerah. Justru saya berbagi kepada warga tiktokTiktok kan bukan milik daerah tertentu. Terkecuali saya nyebut nama ataupun daerah,” ungkap AD.

Setelah pintu dibuka, salah satu orang tak dikenal menyampaikan saat ini AD sudah ditunggu dua kepala desa.

“Katanya kalau saya tidak datang, massa akan banyak akan datang menyerang. Akhirnya saya datang ke rumah salah satu kepala desa,” ujar AD.

Namun baru turun dari mobil, AD sudah mendapatkan pukulan dari tiga atau enam orang yang diduga anggota perguruan pencak silat. Setelah dipukul beberapa kali salah satu kepala desa baru melerai.

Sesaat kemudian, AD diminta mengklarifikasi unggahannya yang dinilai menyindir desa sebelah dari tempatnya bermukim. Kalau tidak dituruti maka tempat usahanya akan dibakar.

“Handphone saya juga diminta paksa dan saya juga dipaksa menghapus video TikTok yang lagi fyp. Padahal (dalam video itu) tidak menyebut nama orang atau nama desa,” kata AD.

Selanjutnya AD dipaksa membuat video klarifikasi dengan kata-kata sesuai permintaan oknum warga. Video itu dipaksa untuk diunggah di WhatsApp dan TikTok. Bila dihapus, AD diancam dihabisi dan dibakar tempat usahanya.

Setelah dituruti kemauan oknum warga, kepala desa menenangkan dan membubarkan warga. Ia pun diminta menerima perlakuan oknum warga itu dan menjadikannya sebuah pelajaran.

“Akhirnya dengan muka memar saya diantar sampai titik aman. Untuk mengelabui masa saya berganti mobil lalu diantar pulang. Karena takut masa datang saya putuskan sekitar pukul 23.30 ke Rumah Sakit Hermina untuk visum dan selanjutnya lapor ke Polres Wonogiri,” demikian AD.


https://regional.kompas.com/read/2023/09/01/134320978/pemuda-di-wonogiri-dikeroyok-gara-gara-caption-di-video-kostum-tim-voli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke