Salin Artikel

Kisah Hotel Pertama di Krayan, Pembangunannya Sulit dan Mahal, Pernah Disinggahi Presiden Jokowi

Hotel HOB kerap disinggahi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah singgah dan menikmati makan siang di hotel milik salah satu tokoh Krayan, Martinus Gaharu.

"Semennya digendong dari wilayah Ba'kelalan sampai perbatasan Long Midang. Setelah itu, dinaikkan motor ke Long Bawan," ujar Martinus menceritakan proses awal berdirinya hotel dengan 20 kamar tersebut, Kamis (17/8/2023).

Sekitar 2012 lalu, rumah Martinus, sering menjadi persinggahan para pejabat, baik daerah maupun pusat. Dia merasa tak enak, karena para pejabat harus tidur di ruang tamu rumahnya. 

Martinus pun berpikir akan lebih baik jika membangun penginapan.

"Terpikirlah membangun penginapan. Kita mulai di sekitar 2014, dengan barang-barang yang semua mahal dan seluruh materialnya, harus didatangkan dari Malaysia," tuturnya.

Dia mengaku membeli material bangunan dari Malaysia karena bisa didatangkan melalui jalur darat. Sementara jika membeli bahan bangunan dari Indonesia, akses satu-satunya hanya melalui pesawat udara jenis caravan atau pilatus.

Meski lebih mudah mendatangkan dari Malaysia, tapi biaya untuk buruh gendong dan ojek, cukup menguras kantong.

"Jadi ada buruh gendong dari Bakelalan ke Long Midang, tarifnya 35 Ringgit Malaysia. Nanti dibawa lagi dengan motor ke Long Bawan, biayanya Rp 500.000.  Itu biasanya dibawa tiga kali dalam sehari," kata Martinus.

Tak disangka, beberapa lama kemudian, terdengar kabar kunjungan menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno. Pemerintah Daerah meminta agar Martinus merampungkan bangunan tersebut.

"Jadi kamar mandi yang belum jadi, dibuat lembur. Kata mereka sementara saja, asal Bu Menteri punya tempat menginap. Kalau nanti sudah selesai kunjungan direhab lagi,"imbuhnya.

Sayangnya, setelah kunjungan Menteri Rini, kunjungan para pejabat ke Krayan, semakin intens. Hal tersebut membuat rencana pembangunan hotel tak kunjung dilakukan.

Terlebih pada 2019, pejabat yang berkunjung juga tidak main-main. Di antaranya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito karnavian, ada Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dan Presiden Jokowi juga sempat singgah. 

"Setelah itu 2020 terjadi Covid-19, sebenarnya itu waktu tepat untuk merenovasi ulang bangunan hotel. Sayangnya, Malaysia tutup dan semua barang tidak bisa masuk Krayan. Terhambatlah lagi renovasi sampai sekarang," kata Martinus.

Dokumentasi kunjungan para pejabat negara ke HOB dibingkai dan dipajang di salah satu ruangan hotel. Dia sengaja mengabadikan momen bersejarah itu untuk menjadi cerita bagi anak cucunya dan para tamu yang menginap.

Martinus berharap, semua kunjungan yang dilakukan pejabat, bisa mengubah wajah Krayan. Dia mengatakan semua masyarakat Krayan ingin lepas dari keterisolasian.

Salah satu caranya membuka keterisolasian tersebut adalah dengan beroperasinya jalur darat Malinau - Krayan. Jika jalur darat dengan panjang sekitar 203,3 Km ini terbuka, maka disparitas harga akan teratasi.

Selain itu, pangsa pasar dalam negeri terbuka dan bisa menjadikan Krayan destinasi wisata di tapal batas negara.

"Kita semua tidak pernah berhenti berharap, agar persoalan Krayan terurai. Kita Indonesia, dan semua ingin merasakan juga menikmati hak yang harus diperoleh warga negara Indonesia," harap Martinus.

Liputan di Krayan ini menjadi rangkaian cerita serial di Kompas.com. Tim Kompas.com dibekali apparel dari Eiger. Simak dan ikuti terus ceritanya.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/19/051500378/kisah-hotel-pertama-di-krayan-pembangunannya-sulit-dan-mahal-pernah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke