Salin Artikel

17 Jenang Khas Solo dan Maknanya, Apa Makna Jenang Sumsum?

KOMPAS.com - Berwisata kuliner di Kota Solo belum lengkap rasanya jika belum mencicipi jenang.

Jenang adalah olahan makanan yang umumnya terbuat dari tepung beras atau tepung ketan, dengan kuah santan dan gula merah.

Kuliner khas Solo ini memang banyak dicari wisatawan, terutama karena bisa dinikmati semua kalangan dari berbagai usia.

Salah satu tempat favorit wisatawan untuk berburu jenang di Kota Solo adalah di Pasar Gede.

Bagi masyarakat Solo, jenang tidak hanya dilihat sebagai panganan biasa, namun juga sebagai bagian dari tradisi yang mengiringi berbagai momen kehidupan.

Ragam jenang ini dahulu mudah ditemukan, terutama sebagai uba rampe atau pelengkap ritual atau selamatan.

Tak heran jika ada berbagai ragam jenang khas solo yang memiliki makna serta waktu penyajiannya masing-masing.

Berikut adalah ragam jenang khas solo, seperti dilansir Kompas.com dari laman resmi Pemerintah Kota Surakarta.

1. Jenang Nganggrang

Jenang Nganggrang terbuat dari beras ketan dan gula merah yang disiram dengan kuah santan kental.

Cara penyajiannya cukup unik karena biasa dituang di dalam takir yang terbuat dari daun pisang.

Jenang Nganggrang memiliki makna bahwa manusia harus belajar mengontrol emosi kemarahannya, supaya kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.

2. Jenang Katul

Jenang Katul terbuat dari tepung bekatul, gula merah, dan santan.

Agar jenang tidak berbau apek, biasanya pada saat memasak akan diberi irisan daun pandan atau irisan nangka.

Jenang Katul memiliki makna bahwa manusia hidup tak bisa berdiri sendiri dan akan selalu membutuhkan orang lain.

3. Jenang Sengkala

Jenang Sengkala terbuat dari beras ketan, gula merah, dan santan yang dibuat menjadi dua warna yaitu merah dan putih.

Jenang ini merupakan simbol peradaban manusia di dunia, di mana jenang merah melambangkan lelaki dan jenang putih melambangkan perempuan.

Penyajian jenang sengkolo di setiap ritual masyarakat Jawa dimaksudkan agar manusia selalu ingat bahwa dunia terisi oleh dua esensi, yaitu feminine dan maskulin.

4. Jenang Pati

Jenang Pati dibuat dari tepung pati, gula merah, potongan ketela, dan santan.

Jenang Pati memiliki makna bahwa manusia perlu melebur nafsu dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Jenang Taming

Jenang Taming terbuat dari campuran beberapa jenang, seperti jenng pati, jenang sumsum, jenang grendul dan jenang lang.

Jenang Taming memiliki makna bahwa manusia harus belajar menjaga kekuatan pada diri kita dengan berdoa kepada Tuhan dan mengenal serta memahami kelemahan sendiri.

6. Jenang Procot

Jenang Procot adalah jenang yang disajikan pada tradisi procotan yang dilakukan saat calon ibu memasuki usia kehamilan ke-9 bulan.

Jenang ini terbuat dari tepung beras, santan, gula pasir, daun pandan, dan garam.

Jenang Procot memiliki makna untuk mendoakan supaya ibu yang hamil diberikan kelancaran dalam melahirkan.

7. Jenang Kolak

Jenang Kolak terbuat dari tepung beras, tepung tapioka, dau pandan, santan, dan kolak pisang.

Jenang ini merupakan perpaduan atara sajian kolak pisang dan jenang sumsum.

Jenang Kolak memiliki makna bahwa kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kesibukan sehari-hari, sehingga kita perlu berproses menuju kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

8. Jenang Lemu

Jenang Lemu sejatinya adalah bubur dari beras yang dimasak dengan santan.

Bubur ini akan disajikan hangat dengan kuah gurih atau opor ayam, serta sayur tempe pedas.

Jenang Lemu memiliki makna agar manusia tak lemah membangun semangat baru dalam kehidupan.

9. Jenang Majemukan

Jenang Majemukan adalah campuran dari berbagai macam jenang yang disajikan dalam satu wadah.

Jenang Majemukan memiliki makna bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan.

Sehingga sikap menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultural menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

10. Jenang Salaka

Jenang Salaka atau Jenang Saloko merupakan jenang putih dengan rasa gurih dan padat.

Warna putih dari jenang ini bermakna bahwa kesucian itu milik Tuhan Yang Maha Esa. Sementara manusia harus selalu mewaspadai nafsu pada dirinya, berani mengoreksi dirinya sebagai jalan untuk mengenal Tuhannya.

11. Jenang Lahan

Jenang ini berwarna putih dan rasanya gurih serupa Jenang Saloko, hanya saja teksturnya lebih encer dan bertekstur tidak lembut.

Jenang Lahan memiliki makna bahwa manusia harus melepaskan dan menghilangkan semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong, dan sebagainya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

12. Jenang Sumsum

Jenang Sumsum terbuat dari tepung beras, santan, garam, serta kuah gula merah.

Jenang Sumsum memiliki makna, salah satunya bahwa kehadirannya dalam hajat pernikahan supaya pengantin dan seluruh panitia yang terlibat diberi kesehatan, berkah, dan kekuatan.

13. Jenang Grendul

Jenang Grendul memiliki ciri khas dengan isian biji salak dari tepung keta dan tapioka, yang disiram dengan kuah santan yang dicampur sedikit tepung ketan dan gula merah.

Jenang Grendul memiliki makna bahwa kehidupan itu seperti cakra penggilingan atau seperti roda yang berputar, di mana posisinya kadang di atas dan kadang di bawah (naik-turun), sehingga manusia perlu menemukan kestabilan dari perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.

14. Jenang Abang Putih

Jenang Abang Putih adalah perpaduan jenang merah dan putih yang merepresentasikan penciptaan atau asal-usul manusia (laki-laki dan perempuan).

Jenang Abang Putih juga bermakna untuk selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.

15. Jenang Warni Sekawan

Jenang Warni Sekawan adalah jenang yang disajikan dengan empat warna, yaitu warna putih, merah, hijau, dan kuning.

Jenang Warni Sekawan menjadi simbol nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah, putih mutmainah, kuning aluamah, dan hijau nafsu duniawi.

Sehingga manusia dituntut mengendalikan jenis nafsu yang melekat pada diri masing-masing.

16. Jenang Timbul

Jenang Timbul merupakan jenang yang otentik dengan tekstur yang padat.

Jenang Timbul mempunyai makna harapan tidak selalu menjadi kenyataan, sehingga manusia harus selalu ingat Tuhan, untuk selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.

17. Jenang Sepasaran

Jenang Sepasaran disebut juga dengan Jenang Puputan yang disajikan pada tradisi puputan yaitu upacara menandai lepasnya (puput) tali pusar si bayi.

Jenang Sepasaran makna kehadirannya ketika memberi nama kepada bayi setelah hadir di dunia.

Sumber:
surakarta.go.id  
surakarta.go.id  
sajiansedap.grid.id  
kebudayaan.kemdikbud.go.id  
kompas.com  
travel.tribunnews.com  

https://regional.kompas.com/read/2023/08/14/222122278/17-jenang-khas-solo-dan-maknanya-apa-makna-jenang-sumsum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke