Salin Artikel

Duduk Perkara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Gagal Bertemu Jokowi di Malang, Pihak Istana Angkat Suara

Devi Athok, ayah dari dua korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal menyebut pihaknya dihalang-halangi oleh aparat TNI dan Polri saat berusaha menemui Jokowi.

"Tadi saya mau ditangkap dari pihak kepolisian dan TNI, cuma pakai kaus bergambar kedua anak saya, gak bawa tulisan, jalan saja mau ditangkap," ucap Devi Athok.

Ia juga mengaku tak dapat bergerak dengan leluasa karena selalu dipantau dan dibuntuti oleh aparat.

Tak hanya di luar rumah saja, Devi mengaku sejak Senin pagi rumahnya sudah didatangi oleh petugas, baik yang berseragam maupun tidak.

"Saya keluar rumah pun diikuti, saya bahkan minta petugas yang berjaga untuk masuk saja," papar Devi yang tinggal di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Devi mengaku tidak ingin melakukan aksi demo pada kunjungan Presiden Jokowi ke Pasar Bululawang.

Ia hanya ingin menyampaikan aspirasi terkait kejelasan kasus Tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Maksud kami tidak ingin demo atau orasi, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi, bagaimana proses hukum Tragedi Kanjuruhan terutama laporan model B," sebutnya.

Menurutnya, laporan model B yang ia buat di Polres Malang masih dalam proses penyelidikan.

Ia juga berharap laporannya segera menuju ke tahap penyidikan.

Selain itu, Devi juga akan menyampaikan ke Jokowi agar tidak membongkar stadion sebelum dilakukan rekonstruksi.

Rencananya, stadion akan mulai direnovasi pada minggu kedua Agustus mendatang.

Selain itu, beredar sebuah video para keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan sedang beradu mulut dengan para aparat yang sedang bertugas.

Saat itu sebanyak 20 keluarga korban sudah berdiri di pinggir jalan raya sebelum Pasar Bululawang menanti Jokowi.

Para keluarga membawa foto para korban Tragedi Kanjuruhan beserta tulisan yang berisi aspirasi mereka.

Namun aparat justru melarang mereka membentangkan foto dan tulisan bahkan sebelum Jokowi tiba di pasar.

Atas kejadian yang ia alami hari ini beserta para keluarga korban lainnya, Devi berencana akan melaporkannya ke pihak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Pihak Istana Negara angkat suara

Pihak Istana menjelaskan soal video ibu-ibu yang dihalang-halangi aparat TNI saat akan menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika kunjungan kerja di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023) lalu.

Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Presiden Jokowi tidak tahu kejadian tersebut lantaran sudah ada di dalam Pasar Bululawang di Kabupaten Malang.

Presiden Jokowi baru mendapatkan laporan soal kejadian itu saat sedang berkunjung ke PT. Pindad (Persero) di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

"Bapak Presiden langsung meminta Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay agar kedua ibu tersebut dapat bertemu Bapak Presiden di rumah makan," kata Bey dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023).

Namun hingga Presiden Jokowi dan rombongan selesai makan, keua ibu itu tak berhasil ditemukan hingga tak bisa dihadirkan ke rumah makan.

Presiden Jokowi disebut juga telah menerima laporan mengenai pesan yang akan disampaikan oleh kedua ibu itu.

Pesan tersebut adalah meminta bertemu perwakilan liga atau PSSI untuk menyuarakan rasa ketidakadilan atas vonis ringan terkait Kanjuruhan yang melukai hati keluarga yang ditinggalkan.

"Untuk itu, Bapak Presiden langsung meminta Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk menindaklanjuti aduan dari kedua ibu tersebut dengan segera," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Istana Jelaskan Video Keluarga Korban Kanjuruhan Dihalangi Aparat Saat Hendak Bertemu Jokowi

https://regional.kompas.com/read/2023/07/26/100100578/duduk-perkara-keluarga-korban-tragedi-kanjuruhan-gagal-bertemu-jokowi-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke