Salin Artikel

Sambangi Petani Tembakau Gagal Panen di Lombok, Gubernur NTB Janjikan Bantuan

Zul sapaan akrab gubernur menyambangi para petani dengan berkeliling mulai daerah Praya Lombok Tengah hingga ke Kecamatan Jerowaro Lombok Timur wilayah yang paling banyak terdampak.

Menurut Zul, tidak ada yang bisa memastikan waktu turunnya hujan. Padahal, Juli seharusnya sudah masuk musim kemarau dan biasanya masyarakat lombok akan menanam tembakau atau kacang-kacamgan.

"Karena tidak ada yang memperkirakan hujan selama itu. Sehingga ada lahan-lahan (tembakau) yang terendam dan jadinya rusak,” ungkap Zul melalui sambungan telepon, Senin (10/7/2023).

Dari hasil turun ke masyarakat, menurut Zul, ditemukan sejumlah persoalan di lapangan salah satunya disebabkan irigasi yang tidak ideal.

"Jadi permasalahan itu soal Irigasi, sebenarnya bisa dialirkan ke hilirnya tapi tidak diizinkan di bawahnya. Karena kebanyakan irigasi yang tidak tertib," kata Zul.

Selain itu, kata Zul, para petani kebanyakan tidak dinaungi perusahaan, sehingga standar operasional prosedur (SOP) penanganan jika terjadi hujan tidak ada.

Ini menyebabkan risiko kerusakan saat terjadi hujan sangat tinggi. 

"Ini juga petani bukan binaan perusahan besar sesuai SOP,” kata Zul.

Adapun aspirasi petani yang disampaikan ke Gubernur, sebagian meminta bantuan mesin rajang, untuk mengolah tembakau yang terendam air.

"Jadi yang rusak (tembakau) butuh mesin rajang tembakau, agar bisa dirajang (diiris) walaupun harganya tidak setinggi yang dicita-citakan," ungkap Zul.

Zul mengaku sedang berkomunikasi dengan sejumlah pihak, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak bank untuk memberi bantuan ke pada petani dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Ada juga yang minta bantuan fleksibilitas KUR di BRI, saya udah ngomong sama OJK, dan OJK sudah ngomong dengan BRI membahas tentang asuransi," kata Zul.

Sebelumnya, sebanyak 4.245 hektar lahan tanam tembakau di Kabupaten Lombok Timur terancam gagal panen setelah hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

Air hujan menggenangi lahan tersebut yang merusak tanaman tembakau. 

"Berdasarkan laporan Tim Kabupaten dan Kecamatan yang langsung ke lokasi bahwa luas lahan tanaman tembakau terdampak 4.245,23 hektar tersebar di delapan kecamatan," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Sahri dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/9/2023).

Adapun rincian 8 kecamatan tersebut yang  terdampak yakni Kecamatan Jerowaru sebanyak 3.788,03 hektar, Suela 336,40 hektar, Keruak 100 hektar, Sikur 10 hektar, Sakra 30 are, Selong 30, are, Sakra Barat 5 Hektar, dan Wanasaba 4,90 hektar.

"Disebabkan juga saluran air (drainase) yang buruk, dan petani juga telah melakukan penyiraman kemudian datang hujan yang tidak terduga," kata Sahri.

Putrajab (30) warga Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur salah seorang petani tembakau yang terdampak gagal panen akibat hujan mengaku dirinya rugi dan tidak akan balik modal.

"Kami stres, tanaman kami terendam hujan, luas tanam tembakau saya 1 hektar, ya tentu merugi lah perkiraan gak akan balik mudal," kata Putra sapaannya.

Putra mengungkapkan, untuk luas lahan satu hektar, dia menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 20 juta rupiah.

Putra berharap bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban dari para petani seperti penambahan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) ke pada para petani.

"Ya semoga ada tambahan dana DBH CHT, kalau tahun lalu saya dapat 1,5 juta, semoga ada tambahan tahun ini jadi 2 juta lah, untuk meringankan beban kami sebagai petani," pinta Putra. 

https://regional.kompas.com/read/2023/07/11/061112578/sambangi-petani-tembakau-gagal-panen-di-lombok-gubernur-ntb-janjikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke