Salin Artikel

Kekeringan Sudah Melanda Semarang, Warga Harus Antre Setiap Hari untuk Mendapat Air Bersih di Masjid

Salah satu warga Jabungan RW 3, Sugirah (66) mengatakan, tempat tinggalnya sudah lama kekurangan air bersih. Hal itu membuatnya terpaksa ambil air dari masjid.

"Selain ambil dari masjid, kita juga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah," jelasnya saat ditemui di Jabungan, Senin (26/6/2023).

Dia menjelaskan, air yang ada di masjid berbeda dengan air yang bersumber dari sumur warga. Menurutnya, air dari masjid lebih bersih dan layak untuk dikonsumsi.

"Kalau dari sumur warga banyak kapurnya. Jadinya tak bisa dikonsumsi," ujar dia.

Hal yang sama dikatakan Usman Ali (64), warga Jabungan yang lain. Ketika kemarau air yang mengalir ke sumur milik warga menjadi kecil, berbeda saat musim penghujan.

"Di sini kalau musim kemarau kecil air yang mengalir. Kalau musim hujan besar," ungkap Usman.

Hal itu membuatnya terpaksa antre ambil air bersih ke masjid di dekat rumahnya setiap hari. Rutinitas seperti itu sudah dia lakukan sejak 40 tahun yang lalu.

"Kekeringan seperti ini sudah saya rasakan sejak 40 tahun lalu saat saya tinggal di sini. Jadi saya terbiasa," imbuh dia.

Dia menjelaskan, mayoritas warga Jabungan ambil air dari sumur dan air bantuan dari pemerintah ketika pagi dan sore. Untuk mengambil air warga harus antre tak boleh sembarangan.

"Jadi galon-galon itu untuk antre. Di sini harus antre. Biasanya banyak ambil air ketika pagi sebelum kerja," paparnya.

Kirim bantuan

Kabid Kebencanaan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Bambang Haryanto mengatakan, kekeringan sudah dirasakan warga Jabungan sejak beberapa hari terakhir.

"Untuk permintaan air bersih sudah ada," jelasnya saat dikonfirmasi via WhatsApp.

Dia menjelaskan, setiap Senin, petugas BPBD Kota Semarang sudah rutin melakukan pengiriman 2 tangki dan meminjami tandon untuk warga di Kelurahan Jabungan.

"Setiap Senin kita kirim air bersih, karena sudah mengalami kekeringan," paparnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Abel Monteiro mengaku sudah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.

"Ada 11 kelurahan yang berpotensi kekeringan," jelasnya.

Dia menjelaskan, 11 wilayah yang berpotensi kekeringan tersebut yaitu Kelurahan Rowosari, Mangunharjo, Cebongan, Srondol Kulon, Sukorejo, Kedungpane, Tugurejo, Wonodri, Karangroto, Sawah Besar, dan Penggaron Kidul.

"Kita sudah siapkan sejumlah langkah antisipasi," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/26/144327378/kekeringan-sudah-melanda-semarang-warga-harus-antre-setiap-hari-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke