Salin Artikel

Semrawut dan Bikin Macet, Pelintasan Sebidang Pasar Rangkasbitung Bakal Ditutup

LEBAK, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menutup pelintasan sebidang di Pasar Rangkasbitung. Penutupan akan dilakukan permanen mulai akhir Juli 2023.

Penutupan pelintasan tersebut dilakukan karena Stasiun Rangkasbitung akan dibangun sehingga memudahkan integrasi penumpang yang hendak ke stasiun.

Terkait penutupan itu, Pemkab Lebak mendukung karena selama ini pelintasan yang membelah antara Jalan Tirtayasa dan RT Hardiwinangun/Ki Maklum kerap macet dan semrawut.

"Iya macet juga, di situ banyak angkot yang ngetem kalau masih dibuka," kata Kepala Bidang Pengendalian Operasional (Dalops) Lalu Lintas Dishub Lebak, Johan Arifin, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (15/6/2023).

Johan mengatakan, nantinya akan dibangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) untuk warga yang hendak ke stasiun atau Pasar Rangkasbitung. Sementara akses utama Stasiun dialihkan ke Terminal Kalijaga.

Demikian juga dengan seluruh angkutan umum yang kerap ngetem di Jalan Tirtayasa dan RT Hardiwinangun diwajibkan masuk ke Terminal Kalijaga.

Sementara Jalan Tirtayasa yang pelintasannya ditutup, menurut Johan, akan jadi wilayah pasar sehingga tidak boleh angkutan umum masuk ke dalamnya.

Johan mengatakan, penutupan pelintasan sebidang Pasar Rangkasbitung akan dilakukan dalam beberapa tahap mulai dari sosialisasi, percobaan penutupan, hingga ditutup permanen.

Uji coba penutupan pelintasan rencananya dilakukan pada minggu pertama Juli 2023. Sementara penutupan pelintasan pada akhir Juli 2023.

Adapun pelintasan tersebut rencanakan akan ditutup permanen pada minggu kedua Agustus setelah rapat evaluasi penutupan pelintasan pada minggu pertama Agustus.

"Sosialisasi terkait penutupan pelintasan akan dilakukan pada minggu ketiga bulan Juni," kata Johan.

Didukung warga

Terkait rencana penutupan pelintasan sebidang tersebut ditanggapi oleh warga dan pengguna kereta. Salah satu warga, Agustin (32) misalnya, mengatakan setuju asal disediakan akses bagi pejalan kaki yang layak untuk ke Stasiun Rangkasbitung.

Agustin mengaku, saat bepergian dari Rangkasbitung menuju Jakarta dengan Commuter Line, dia kerap tidak nyaman berjalan kaki di pintu depan Stasiun Rangkasbitung.

"Selama ini kan memang semrawut begitu keluar stasiun langsung ke pasar, belum lagi kalau pas kebrutalan ada kereta lewat makin tidak nyaman untuk pejalan kaki," kata Agustin.

Agustin berharap JPO yang akan dibangun bisa mengakomodasi pejalan kaki baik yang hendak ke stasiun maupun ke pasar Rangkasbitung.

Warga lain, Andi (24), juga mengaku setuju jika tujuannya untuk ketertiban dan penataan stasiun.

Andi mengatakan, saat ini kondisi jalan di sekitar pelintasan kereta tersebut kerap semrawut, apalagi saat pagi hari.

"Iya parah banget macet dan semrawut, banyak pengendara juga tidak tertib lawan arah, itu kan harusnya satu arah. Ditambah kalau pagi dan sore banyak warga yang hendak ke stasiun," kata Andi.

Namun demikian, kata Andi, harus dipikirkan solusi untuk kases ke pasar karena jika pelintasan ditutup kendaraan yang hendak ke pasar akan memutar lebih jauh.

"Untuk pejalan kaki mungkin dibangun JPO, tapi untuk kendaraan akan jauh banget muter, harus ada solusinya juga," kata dia.

Diketahui Stasiun Rangkasbitung rencananya diperbesar menjadi Stasiun Rangkasbitung Ultimate dengan daya tampung hingga 85.000 per hari.

Proses pembangunan sendiri saat ini sudah memasuki persiapan konstruksi. Selain memperbesar stasiun, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta Ditjen KA juga berencana membangun jalur kereta doubel track dari Rangkasbitung ke Merak.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/15/145834278/semrawut-dan-bikin-macet-pelintasan-sebidang-pasar-rangkasbitung-bakal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke