Salin Artikel

Gibran Akan Pertemukan Pekerja yang Mengaku Belum Dibayar dengan Subkontraktor Pembangunan Masjid Sheikh Zayed

"Nanti kita tindak lanjuti ya. Wis tak obrolkan (sudah saya bicarakan) kemarin dengan Pak Munajat (Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed) dan lain-lain. Tenang aja," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa (13/6/2023).

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga berencana mempertemukan pekerja yang mengaku belum dibayar dengan pihak subkontraktor.

"Ya, ya noh (mempertemukan pekerja dan subkontraktor). Yang namanya utang harus dibayar kasihan, ya. Dan jangan sampai memperlambat atau menunda pekerjaan hanya karena seperti itu," kata Gibran.

Gibran berjanji akan menindaklanjuti apabila ada pekerja pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed lain yang belum mendapatkan haknya.

"Nanti kita tindak lanjuti. Ini kan sepenuhnya masih di Kemenag," jelas ayah Jan Ethes Srinarendra.

Sebelumnya diberitakan, seorang pekerja subkontraktor pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, mengaku belum mendapat pembayaran penuh.

Padahal, masjid berlokasi di Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, sudah diresmikan Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Muhamad bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan telah dibuka untuk umum.

Menurutnya, PT Galang Insan Nusantara merupakan bagian subkontraktor pelaksana pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, PT Waskita Karya.

Ahmad mengaku, mulai bekerja di proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo pada Oktober 2022. Dia mendapat tugas borongan untuk mengerjakan railing tangga menara, railing kembang kawung, dan pemasangan papan petunjuk nama.

Di sisi lain, dirinya juga mengaku, ikut bekerja harian PT Galang Insan Nusantara sebagai koordinator untuk mencari tenaga untuk pekerjaan harian seperti membuat tangga putar.

Ahmad menambahkan, tugasnya mengerjakan railing tangga menara dan pekerjaan lainnya selesai sebelum Masjid Raya Sheikh Zayed Solo diresmikan. Meskipun masih ada perbaikan setelah diresmikan.

"Selesai sebelum peresmian (Masjid Raya Sheikh Zayed) terus dilanjut lagi revisi-revisi sampai Februari kemarin. Pembayarannya sampai sekarang belum penuh. Cuma yang dibayar belum lunas. Kurangnya sekitar Rp 150 juta," kata Ahmad, saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, pada Kamis (8/6/2023).

Dia mengaku, uang jasa yang belum dibayarkan tersebut bukan hanya untuk dirinya. Tetapi, juga pekerja lainnya yang dia cari untuk membantu menyelesaikan pekerjaan di Masjid Raya Sheikh Zayed.

Ahmad mengatakan, sudah berupaya meminta penjelasan soal pembayaran jasanya dari PT Galang Insan Nusantara. Tapi, dirinya mengaku selalu disalahkan.

Ahmad mengaku awalnya memasang iklan di media sosial hingga akhirnya direkut untuk terlibat pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed.

"Itu kan saya pasang iklan di OLX. Terus pihak PT itu ada yang menghubungi saya pemilik PT-nya. Terus nawarin pekerjaan interior terus ada proyek masjid itu sudah kejar tayang. Terus ngejar target itu saya bantuin di sana," kata dia.

Sementara itu, Kuasa Hukum PT Galang Insan Nusantara, Christiansen Aditya mengatakan, kliennya keberatan dengan apa yang disampaikan Ahmad. Pihaknya juga meminta Ahmad membuktikan utang senilai Rp 150 juta.

Menurut dia, berdasarkan perhitungan dari kliennya, tidak ada utang senilai Rp 150 juta kepada Ahmad.

"Karena klien saya menolak apa yang disampaikan Mas Ahmad senilai Rp 150 juta. Itu tidak ada dasarnya. Saya sudah ketemu dengan klien saya sudah bicara nilai Rp 150 juta itu tidak ada itu berdasarkan perhitungan klien kami," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/13/133229278/gibran-akan-pertemukan-pekerja-yang-mengaku-belum-dibayar-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke