Salin Artikel

Curhatan Pelajar Semarang, Rela Terjang Rob Setiap Hari Agar Bisa Sekolah

SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir rob yang terjadi setiap hari di Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah tak menghalangi Ivan Maulana (17) pelajar SMK Swadaya Semarang menempuh pendidikannya.  

Ivan mengaku sudah biasa berhadapan dengan rob. Setiap pergi dan pulang sekolah dia terpaksa mencopot sepatunya. Hal itu dia lakukan agar sepatunya tak basah. 

Hampir setiap hari, akses jalan menuju rumahnya tak bisa dilalui. Sepeda motor miliknya harus dititipkan ke lokasi yang aman. Ivan lebih memilih berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya. 

"Saya sudah habis motor dua, tak berani kalau rob diterjang," jelasnya di lokasi rob Tambaklorok Semarang, Senin (12/6/2023). 

Ivan sebenarnya sudah bosan merasakan rob yang datang setiap hari di tempat tinggalnya. Hal itu membuat aktivitas anak-anak muda di Kampung Tambaklorok lumpuh. 

"Tak bisa berkegiatan, karena terkena rob semua ini," keluh Ivan. 

Beberapa buku pelajaran miliknya juga pernah hilang karena hanyut dibawa arus banjir rob. Saat ini, dia hanya bisa berdiam diri di rumah hingga rob benar-benar surut. 

"Kalau rob seperti ini malas keluar. Nunggu rob surut saja," kata dia. 

Terserang diare dan gatal-gatal

Ketua RW 16 Tambaklorok, Slamet Riyadi (54) mengatakan, rumah-rumah warga kembali tergenang rob sejak satu minggu yang lalu. Sampai saat ini rob selalu datang setiap hari. 

"Saat ini soal rob belum ada perubahan signifikan," jelasnya saat dikonfirmasi.

Rata-rata ketinggian air rob bisa sampai 1,1 meter. Waktu datangnya rob juga berubah-ubah dan tak bisa ditebak. Rob biasanya mulai surut setelah pukul 18.00 WIB. 

"Puncaknya di pukul 13.00 WIB hingga 14.00 WIB, dan biasanya surut tuntas itu setelah pukul 18.00 WIB," kata dia. 

Akibat rob yang berkepanjangan, sejumlah warga di Tambaklorok sudah mulai merasakan gatal-gatal dan diare. Terkait jumlah pastinya, Slamet mengaku belum melakukan pendataan. 

"Untuk panyakit juga gatal dan diare," ujarnya.

Selain terserang penyakit, barang berharga milik warga seperti barang elektronik, sepeda motor dan mobil warga banyak yang rusak akibat korosi disebabkan air rob yang datang setiap hari. 

 "Kalau barang elektronik pasti rusak," kata dia.  

Saat ini akses jalan utama menuju RW 16 juga terganggu akibat genangan rob. Hal itu membuat warga memilih jalan kaki, termasuk anak-anak yang pergi dan pulang sekolah. 

"Biasanya sepeda motor warga dititipkan di lokasi yang aman," paparnya.

Untuk itu, dia berharap agar sheet pile yang dibangun di Tambak Lorok Semarang segera selesai. Menurutnya, selama sheet pile belum jadi, tempat tinggal warga di RW 16 tetap akan tergenang rob.

"Semoga tahun depan tak ada rob lagi kalau sheet pile jadi," harap Slamet.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/12/213057978/curhatan-pelajar-semarang-rela-terjang-rob-setiap-hari-agar-bisa-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke