Salin Artikel

Cerita Warga di Sumbawa Naik Gunung Cari Sinyal Internet BTS dari Desa Lain

SUMBAWA, KOMPAS.com  - Warga Desa Sebeok, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeluhkan jaringan tower Base Transceiver Station (BTS) 4G USO Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang dibangun pada 2020.

Sebab, sinyal internet dari BTS tersebut sulit diakses dan sangat lemah. Sinyal internet hanya bisa untuk membuka aplikasi Whatsapp WA dan Messenger.

"WA dan Mesengger saja aplikasi yang bisa dimuat dengan cepat. Itu pun kadang-kadang susah terkirim untuk file-file ukuran besar," kata Sendi Akramullah (23), warga Desa Sebeok, Jumat (26/5/2023).

Bahkan, pada saat pemakaian padat, seperti pagi dan siang, chatting menjadi semakin lelet. Dari jarak 200 meter, sinyal internet kadang muncul dan tenggelam.

"Kalau mau bagus sinyal, naik gunung cari sinyal dari BTS desa lain," ungkap Sendi.

Kadang, masyarakat memanfaatkan WiFi kantor desa dengan jaringan BTS jika ada keperluar komunikasi pada jam sibuk. Namun, karena banyak pengguna, WiFi di kantor desa juga semakin lelet.

"Depan kantor desa seperti pasar, banyak orang berebut gunakan WiFi, padahal towernya depan situ," sebut Sendi.

Ia mengakui bahwa jaringan WiFi tidak semaksimal di kota. Banyak pemakai menjadi lelet juga. Tower pun begitu, banyak pemakai semakin tidak bisa diakses.

"Pada pukul 18.00 Wita sampai pukul 22.00 Wita chatting WA tidak bisa. Karena banyak pemakai. Pukul 01.00 hingga 02.00 dini hari baru bisa kecepetannya meningkat. Setara dengan jaring paling lelet di kota," kata Sendi.

Bahkan, kata Sendi, saat ada pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19, anak sekolah di kampung itu cari sinyal ke desa tetangga agar bisa mengakses internet.

Saat ini, pelajar di Desa Sebeok masih berjalan kaki mencari sinyal dari desa sebelah agar bisa mengerjakan tugas sekolah.

Menurut Sendi, di desa sebelah pemakaian internet lebih sedikit, sehingga kecepatan lebih baik untuk mengunduh tugas sekolah.

Naik gunung cari sinyal internet

Warga di Desa Tolo'oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, juga merasakan dampak dari lemahnya sinyal internet BTS 4G.

Tower di desa itu dibangun sejak tahun 2017. Namun, kecepatan internetnya semakin lemah.

Jarak 100 meter dari tower saja, sinyal kadang sudah hilang. Bahkan, di samping tower juga sulit dapat mengunduh karena kecepatan internet hanya 2 mbps.

"Dulu kami naik gunung untuk dapat sinyal seluler, sekarang naik gunung untuk dapat sinyal 4G dari BTS lain," kata Muhammad Fauzi, warga Desa Tolo'oi, Jumat (26/5/2023).

Ia mengaku kerap naik gunung untuk mencari sinyal dari desa lain, yaitu sinyal dari Desa Hu'u Kwangko yang sudah masuk wilayah Kabupaten Dompu. Sebab, Desa Tolo'oi berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Dompu.

"Anak muda semakin tidak betah tinggal di kampung karena susahnya mengakses informasi dari internet," ujar Fauzi.

Ia meminta pemerintah daerah segera berkoordinasi untuk menambah kecepatan sinyal internet. Sebab, di era digitalisasi, masyarakat semakin bergantung terhadap internet.

Ada 44 BTS

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Kominfotik Sandi) Kabupaten Sumbawa, Hasanuddin mengatakan, sejak 2016 sampai 2022, sudah ada 44 titik BTS 4G yang terbangun di Kabupaten Sumbawa.

"Kami aktif koordinasi dari Bakti maupun pihak ketiga sebagai pelaksana yaitu PT Fiber Home di Sumbawa," kata Hasanuddin, Jumat (26/5/2023).

Ia mengakui kecepatan internet BTS masih 2 mbps, tetapi yang terpenting bisa mengurangi wilayah blank spot di Kabupaten Sumbawa.

"Minimal ada sinyal, tinggal kecepatan bandwidth yang perlu ditambah," ucap Hasanuddin.

"Kami akan usulkan agar ada penambahan kecepatan internet untuk BTS 4G kepada Kominfo," imbuh Hasanuddin.

Saat ini, masih ada sejumlah titik yang belum terjangkau sinyal internet sama sekali atau blank spot. Ada juga desa yang masih lemah sinyal, seperti Desa Brang Rea dan Desa Mokong di Kecamatan Moyo Hulu, serta Desa Bale Brang di Kecamatan Utan.

"Kami akan usulkan untuk daerah blank spot dan lemah sinyal ke Kominfo," sebut Hasanuddin.

Sementara itu, satu tower BTS yang seharusnya sudah selesai, masih belum rampung dan sedang dikerjakan, yaitu di Dusun Suka Maju, Desa Tangkan Pulit, Kecamatan Batu Lanteh.

"Karena terkendala kondisi jalan rusak yang tidak bisa dilalui saat musim hujan, sulit bawa material ke desa dengan ketinggian lebih dari 900 mdpl tersebut," pungkas Hasanuddin.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/26/121923678/cerita-warga-di-sumbawa-naik-gunung-cari-sinyal-internet-bts-dari-desa-lain

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke