Salin Artikel

Kenapa Kota Sumenep Disebut Kota Keris? Latar Belakang hingga Makna Bentuk Keris

Luas wilayah Sumenep sekitar 2.093,47 kilometer persegi

Sumenep mendeklarasikan diri sebagai Kota Keris pada tanggal 31 Oktober 2013 atau bertepatan dengan Hari Jadi Sumenep.

Dilansir dari laman Provinsi Jawa Timur, deklarasi tersebut karena Sumenep merupakan penghasil keris terbesar di Indonesia. Sumenep terus melestarikan keris hingga saat ini.

Sumenep sebagai Kota Keris juga telah diakui oleh UNESCO, karena pengrajin keris di Sumenep sangat banyak.

Sumenep Kota Keris

Latar Belakang Sumenep Kota Keris

Keris telah terdapat di Sumenep sejak abad ke-13 atau pada masa Pangeran Adipoday, Raja Sumenep.

Keberadaan keris kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bernama Pangeran Joko Tole.

Joko Tole juga merupakan anak angkat dari Empu Kelleng, seorang ahli besi. Dimana pada masa dahulu, keris adalah senjata perang.

Hingga saat ini, tradisi membuat keris terus berlanjut dan menjadikan Sumenep dijuluki sebagai Kota Keris.

Sumenep memiliki ratusan empu pembuat keris yang dapat membuat keris sesuai keinginan pemesan, seperti ada keris gaya Majapahit, model Mataram, maupun model Madura.

Jumlah pengrajin keris tersebar di sejumlah wilayah di Sumenep, seperti Kecamatan Saronggi, Kecamatan Lenteng, dan Kecamatan Bluto.

Wilayah penghasil keris terbanyak terdapat di Desa Palongan (Kecamatan Bluto) dan Aeng Tong-tong (Kecamatan Saronggi).

Desa Aeng Tong-tong dapat menjadi daerah penghasil keris terbanyak karena diyakini bahwa di wilayah tersebut pernah memiliki tokoh sebagai guru Raja Sumenep dan empu yang terkenal di Sumenep.

Dari tokoh-tokoh tersebut muncul bibit-bibit pembuat keris hingga sekarang.

Makna dan Filosofi Bentuk Keris

  • Keris lurus sebagai lambang keteguhan hati dan kekuatan iman. Bentuk keris tersebut juga melambangkan kepercayaan dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Keris luk tiga sebagai lambang permohonan kepada Tuhan supaya cita-cita (duniawi dan rohani) dapat tercapai dan semua rintangan teratasi.
  • Keris luk lima sebagai lambang permohoanan kepada Tuhan supaya pemilik keris diberikan kemampuan lancar berbicara dan orang yang diajak berbicara terpikata atau terpengaruh.
  • Keris luk tujuh sebagai lambang permohonan kepada Tuhan supaya pemilik keris memiliki wibawa dalam berbicara, perintah ditaati, perkataan mempengaruhi lawan bicara, dan bentakan membuat takut orang yang mendengar.
  • Keris luk sembilan sebagai lambang permohonan kepada Tuhan supaya pemilik keris memiliki wibawa besar dan kharisma. Tujuannya supaya dapat menjadi pemimpin yang baik supaya anak buahnya segan dan taat kepadanya.
  • Keris luk sebelas sebagai lambang permohonan kepada Tuhan supaya pemilik keris memiliki ambisi dalam usahanya meraih kedudukan yang tinggi, baik ekonomi maupun sosial.
  • Keris luk tiga belas sebagai lambang permohonan kepada Tuhan supaya pemilik keris agar memiliki stabilias dalam jiwa maupun kedudukan sosialnya.

Sumber:

kikomunal-indonesia.dgip.go.id dan www.dpmd.jatimprov.go.id

https://regional.kompas.com/read/2023/05/23/214114078/kenapa-kota-sumenep-disebut-kota-keris-latar-belakang-hingga-makna-bentuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke