Salin Artikel

Buntut 21 Warga Keracunan, Dinkes Lombok Timur Tutup Sementara Lapak Pedagang Pencok

Hal itu menyusul adanya puluhan warga yang mengalami keracunan diduga akibat makanan olahan tersebut.

Hindari kemungkinan korban bertambah

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Lombok Timur Budiman Satriadi mengungkapkan, alasan penghentian sementara waktu untuk menghindari kemungkinan bertambahnya korban.

"Untuk di pasar kita datang edukasi ke pedagang yang menjual pencok untuk kita hentikan dulu. Kita berikan pengertian ke pedagang supaya untuk menghindari adanya korban tambahan," kata Budiman melalui sambungan telepon, Senin (15/5/2023).

Menurut Budiman, pedagang pencok bisa aktif lagi berjualan jika hasil uji sampel di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi NTB telah keluar.

"Sampel makanan sudah kita ambil untuk memastikan kandungan. Kami ambil sampel pencok yang terbungkus plastik bening, dan dibungkus daun pisang, dua-duanya kita kirim ke BBPOM. Nanti seperti apa hasilnya, kita akan memutuskan langkah ke depan bagi para pedagang," kata Budiman.

Dinkes belum berani memastikan penyebab keracunan karena hasil laboratorium dari BBPOM belum keluar.

"Kalau sekiranya memang ini (pencok) yang menjadi penyebab keracunan tersebut. Tapi belum bisa pastikan penyebabnya, apakah pencok atau bumbu yang lain, bisa aja sambel atau bumbu yang lainnya," kata Budiman.

Untuk diketahui, sebanyak 21 orang keracunan diduga usai memakan olahan rumput laut di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Korban yang diduga keracunan itu dirawat di dua puskesmas, yakni Puskesmas Rarang dan Puskesmas Terara.

"Awalnya kan laporan 5 orang yang satu keluarga itu, setelah kita cek yang dirawat di Puskesmas Rarang ada tambahan 7, jadi 12. Sementara di Puskesmas Terara itu ada 9, jadi totalnya 21 orang korban," kata Budiman.

1 meninggal

Sebelumnya diberitakan, sebanyak lima orang satu keluarga di Desa Rarang Tengah, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur diduga menjadi korban keracunan makanan pencok olahan dari rumput laut.

Kasi Humas Polres Lombok Timur Iptu Nikolas Osman mengungkapkan, kelima korban tersebut yakni Lalu Abdullah (65) merupakan korban meninggal dunia, Baiq Zubaidah (56) istri korban, Lalu Satria (35) dan Lalu Rusmiadi (22) anak korban, dan Baiq Siska Apnita (30) merupakan menantu korban.

Nikolas menjelaskan kronologi kejadian bermula lima anggota keluarga alami keracunan makanan pada, Selasa (9/5/2023) sekitar jam 13.00 Wita.

Lima anggota keluarga Lalu Abdullah ini makan bersama dengan lauk berupa daging ayam goreng, sate dan lauk olahan rumput laut (Pencok).

Setelah selesai makan masing-masing korban melaksanakan aktivitas seperti biasa, namun setelah beberapa saat para korban merasa mual-mual.

"Mereka merasakan gejala awal itu sekitar pukul 19.30 Wita. Kelima korban ini merasakan gejala perut mual disertai dengan mencret, istri dari Lalu Abdullah sempat muntah-muntah," kata Nikolas dalam sambungan telepon, Minggu (14/5/2023).

Kemudian pada pukul 23.00 Wita korban Baiq Zubaidah (56) istri korban Lalu Abdullah dibawa ke Puskesmas Rarang untuk mendapatkan perawatan medis selanjutnya disusul oleh Lalu Abdullah, dan Baiq Siska Apnita (30) dengan gejala yang sama.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/15/130408578/buntut-21-warga-keracunan-dinkes-lombok-timur-tutup-sementara-lapak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke