Salin Artikel

Demo Mahasiswa di Semarang Hadiahkan Tikus dan Telur Langsung ke Anggota DPRD Jateng

Kali ini, mereka menyerahkan hadiah tikus dan telur secara langsung kepada Anggota Komisi B DPRD Jateng, Imam Teguh Purnowo.

Korlap Aksi dari UIN Walisongo, Fuad mengatakan, tikus adalah simbol pejabat publik yang dinilai telah menggerogoti pemerintahan dan tidak pro rakyat.

"Kami memiliki hadiah sebegai bentuk simbolik kepada DPRD Jateng. Tikus adalah binatang yang menggerogoti dalam pemerintahan. Silahkan bapak-bapak bisa bertemu dengan teman-temannya. Dan juga telur yang sebenarnya ingin kami lemparkan ke dalam tapi karena ini aksi simbolik kami berikan agar menjadi kenang-kenangan dari kami aliansi masyarakat sipil," ungkap Fuad kepada Imam.

Aksi dari itu diperingati bersamaan dengan sejumlah momen bersejarah. Yakni Hari Buruh 1 Mei, Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, terbunuhnya Marsinah pada 8 Mei 1993, dan bulan jatuhnya rezim Orde Baru di tahun 1999.

“Pada bulan ini juga kita semua memperingati kejatuhan nya rezim orba yang telah membawa luka mendalam bagi penegakan HAM di negeri ini, tragedi Trisakti dan terbunuhnya Marsinah haruslah menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat terus memperjuangkan kebebasan reformasi yang telah digapai dengan keringat dan perjuangan.

Aksi berlangsung sejak pukul 15.00 WIB. Usai menyerahkan hadiah untuk DPRD Jateng, para demonstran meninggalkan lokasi demo pada pukul 17.40 dengan menyanyikan lagu buruh tani.

Sementara itu, Imam menyebutkan akan menyampaikan tuntutan yang telah disampaikan. Disinggung terkait tanggapannya hadiah tikus dan telur, Imam mengaku memaklumi dan tak merasa sakit hati.

"Tuntutan dari apa yang menjadi aspirasi akan kami sampaikan ke pimpinan DPRD. Itu kan simbol seperti yang sudah diketahui. Namanya tikus kan ada lagunya juga Iwan Fals. Saya enggak ada jengkel soalnya kita juga pelaku 98 turun kaya kawan-kawan di jalan," ungkap Imam.

Dalam aksi bertajuk "Mei Menyala" mereka membawa 8 tuntutan. Diantaranya adalah Menolak Undang Undang Cipta Kerja, Hentikan Komersialisasi Dunia Pendidikan, Hentikan Segala Bentuk Pembungkaman dan Intimidasi Terhadap Kebebasan Berpendapat dalam Dunia Pendidikan.

Kemudian Tolak RUU Sisdiknas, Wujudkan Pendidikan Gratis, Wujudkan Upah Layak dan Kesetaraan Bagi Guru Honorer. Wujudkan Ruang Belajar Yang Aman, Sahkan RUU PPRT, Penuhi Hak-Hak Pekerja Informal, Tolak Permenaker No 5/2023, dan Tolak RUU Kesehatan.

Dalam aksi terpasang beberapa spanduk di pagar Kantor DPRD Jateng yang bertuliskan "Kapitalisasi Pendidikan" lalu "Bubarkan DPR" dan lainnya.

Tidak terjadi kerusuhan saat aksi. Namun mereka bertekat untuk bertemu dengan anggota dewan DPRD Jateng. Hal ini mereka lakukan agar tuntutan yang mereka bawa langsung di dengar oleh perwakilan rakyat tersebut.

Massa aksi sempat marah dan membakar ban karena tidak ada perwakilan rakyat yang mau menemui menerima dan mendengarkan tuntutan mereka.

Akhirnya Sekwan Provinsi Jateng menelepon Wakil Ketua DPRD Jateng, Sukirman dan kemudian Imam diminta mewakili anggota DPRD untuk menjumpai massa.

Sementara perwakilan kaum buruh, Koordinator KASBI Jateng, Mulyono juga menegaskan agar tuntutan dipenuhi. Termasuk pelanggaran HAM yang dialami tokoh buruh perempuan, Marsinah di masal lalu.

“Marsinah adalah sosok buruh perempuan yang harus terbubuh karena perjuangan menuntut haknya di pabriknya di Sidoarjo. Akhirnya ia terbunuh dan ada pelanggaran HAM berat yang belum tuntas diselesaikan. Ini yang membuat kita harus turun ke jalan,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/08/205126978/demo-mahasiswa-di-semarang-hadiahkan-tikus-dan-telur-langsung-ke-anggota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke