Salin Artikel

"Pak Babinsa Mengayunkan Kayu, Sehingga Warga yang Pingsan Dapat Dievakuasi dan Diberi Pertolongan"

Namun, Muh. Ilham (35) selaku Panitia Amil Zakat Masjid Raya Makassar yang memberikan bantuan berupa sarung dan uang kepada ribuan warga di Kota Makassar, malah mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Serda Asriadi.

Menurutnya, tindakan Serda Asriadi sudah sangat tepat karena situasi saat awal pembagian sudah ricuh. Bahkan warga tak bisa diatur untuk tertib sehingga saling berdesak-desakan untuk berebut sarung dan uang.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari Pak Babinsa dan Pak Polisi karena kami merasa tidak mampu mengendalikan warga. Apalagi di tengah-tengah kerumunan ada tiga orang warga yang pingsan dan satu orang nenek yang terhimpit kerumunan," kata Ilham kepada KOMPAS.com, Jumat (21/4/2023).

Ilham juga mengatakan, tindakan Serda Asriadi membubarkan kerumunan warga dengan mengayunkan tongkat kayu, mampu menyelamatkan seorang nenek yang pingsan saat warga berdesak-desakan.

"Pada saat itu, pak Babinsa (Serda Asriadi) mengangkat tongkatnya untuk menghalau warga agar dapat tertib dan warga yang pingsan bisa dievakuasi," ucapnya.

Dia menceritakan panitia pembagian zakat seharusnya dilaksanakan pada Jumat (21/4/2023). Namun, pelaksanaan di majukan satu hari sebelumnya yaitu Kamis (20/4/2023), sehingga panitia merasa agak terdesak. Selain itu dengan kondisi warga yang membludak dan sudah tidak terkendali.

Melihat kondisi tersebut, Serda Asriady beserta anggota Babinsa Kecamatan Bontoala yang lain segara bertindak untuk menghalau warga agar tidak berdesak-desakan.

"Pak Babinsa (Serda Asriadi) mengayunkan kayu. Sehingga warga yang pingsan dapat dievakuasi dan diberi pertolongan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, beredar video pembagian bantuan berupa sarung dan uang tunai yangh berakhir ricuh di area Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Kamis (20/4/2023).  Kericuhan terjadi sekitar Pukul 10.30 Wita. 

Informasi yang dihimpun pihak Yayasan Hadji Kalla yang membagikan bantuan tersebut. Tampak sejumlah orang, mulai dari orang dewasa hingga anak kecil saling berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan.

Terlihat Babinsa yang berjaga berusaha membubarkan sejumlah warga yang enggan diatur dalam proses pembagian tersebut. Oknum Babinsa tampak mengayunkan sebuah batang kayu untuk membubarkan warga. 

"Jangko maba'ji, jangko maba'ji (jangan memukul, jangan memukul," ucap perempuan yang merekam aksi kericuhan tersebut.

Hasriani salah satu warga mengaku kericuhan terjadi akibat beberapa warga tidak sabar untuk mengantre pembagian sarung dan uang. Sehingga oknum Babinsa datang untuk mengatur warga. Apalagi sudah ada warga yang pingsan.

"Tadi itu, Pak Babinsa datang mengamankan karena ada anak muda yang menerobos baru sudah ada nenek-nenek yang pingsan," katanya. 

Warga Jalan Sembilan, Kecamatan Bontola, Makassar itu juga mengungkapkan, pembagian dimulai Pukul 07.00 Wita. Yayasan Hadji Kalla membagikan satu paket sarung dan uang sebesar Rp 150.000 untuk setiap warga yang datang.

"Sarung sama uang Rp150 yang dibagi. Saya sudah sahur ke sini tapi tidak dapat," ujarnya.

Dia mengaku, pembagian tahun lalu lebih bagus dari tahun ini karena panitia mampu mengatur warga dengan baik.

"Tahun lalu enak karena teratur dan banyak petugas kepolisian yang berjaga. Awalnya dibagi di masjid tapi beberapa warga tidak bisa diatur jadi dibawa lagi ke luar. Tadi banyak yang pingsan karena berdesakan," tandasnya.

Sementara, Serda Asriadi, Oknum Banbinsa Kecamatan Bontoala, buka suara setelah diduga melakukan memukul warga yang antre saat pembagian sarung dan uang. Serda Asriadi membantah melakukan pemukulan tersebut. 

Dia menegaskan hanya berusaha membubarkan warga yang sudah mulai tak terkendali. Apalagi saat kejadian ada warga yang pingsan.

"Situasinya tadi tidak memungkinkan karena ada nenek sekitar 5 orang sudah pingsan. Makanya saya dipanggil warga ke sana, dia minta tolong katanya sudah tidak teratasi, warga sudah membludak," tuturnya.

Dia mengaku membubarkan warga yang ricuh dengan sebatang kayu atas dasar kemanusian. Sebab jika hal itu tidak dilakukan, maka akan ada korban jiwa.

"Kalau saya tidak pukul mundur tadi, tidak akan bubar, bahkan bisa menelan korban jiwa. Saya sudah sampaikan kalau tidak antre bisa-bisa banyak yang meninggal gara-gara sarung," ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/22/051000378/-pak-babinsa-mengayunkan-kayu-sehingga-warga-yang-pingsan-dapat-dievakuasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke